Sunday, February 17, 2013

[PART 2] FF JRONG-MONSTER

Diposkan oleh Annisa Mandasari di 3:07 PM


Author : @nisamanda

Genre : Romance; agak yadong dikit(?)-_-

Cast :

Chorong Park

JR ( Park Jinyoung )

Other cast YANG GA KALAH IMUT

Length : Chaptered/On progress

PG : > 17th-50th._.

Akhirnya...setelah sekian lama(?) dan butuh sedikit perjuangan, part II dari FF gajelas ini akhirnya terbit juga wkwk makasih banyak buat mentemen yang udah ngasih komen buat Part I nya^^ segala masukan dan kritik udah author coba perbaikin dan semoga...part II ini  bisa lebih menghibur dari part sebelumnya. enjoy it:)

-00-
Hai Park ChorongJ
Apa kabar malaikatku?
Aku rindu senyum manismu
Aku rindu suaramu yang kadang lebih terdengar seperti suara anak perempuan berumur 5 tahun
Apakah kau merindukanku juga?
Aku akan datang....
Menjemput malaikatku
-oo-

Chorong POV
“YA OPPA BANGUNLAH!!” aku  berusaha keras untuk membangunkan pria ini sejak pukul 6.00 KST tadi. Tapi sepertinya semua ini tidak ada gunanya. Pria yang umurnya setahun di atasku itu memang terkenal paling susah untuk dibangunkan di bawah pukul 9 pagi. Aku sangat jengkel bila membayangkan tampang berantakannya saat bangun tidur. Dia hampir setiap pagi berkata “Jam berapa ini? Apakah aku terlalu pagi untuk bangun?”

Walaupun dia kadang sangat menyebalkan, aku sangat menyayanginya. Oh iya...aku sepertinya hampir lupa untuk memperkenalkannya. Dia adalah Yoseob oppa. Kau tau? Aku kadang berpikir kami berdua sama sekali tidak mirip. Apalagi hidungku dan hidungnya terlihat sangat berbeda apabila dilihat dari berbagai sisi(?)
Kami berdua tinggal di rumah ini tanpa ditemani kedua orang tua kami. Mereka sedang tinggal di Tokyo sejak 5 tahun yang lalu. Seharusnya aku juga tinggal disana. Namun, karena aku sangat ingin kuliah di Korea akhirnya aku pun menolak ajakan kedua orang tuaku tersebut. Memang sangat menyedihkan. Rasanya sangat berat di awal. Biasanya, suara eomma adalah suara yang paling pertama aku dengar ketika aku baru bangun di pagi hari. Tapi membayangkan suara melengkingnya yang bosan saat membangunkan anak gadisnya ini terkadang membuatku tertawa. Aku juga merindukan appaku. Appa dan aku memang tidak dekat, tapi begitulah...aku juga sangat menyayangi nya seperti aku menyayangi eomma.
“OPPA BANGUUUN!!! Hari ini aku mengajar di jam pertama. Aku tidak mau murid-muridku kecewa karena ternyata gurunya tidak disiplin.” Aku terus merengek sambil menarik-narik baju oppaku yang terlihat masih nyaman dengan posisinya sejak malam tadi. Tidur sambil memeluk guling.
“ng...ini kan masih pagi cho. Kenapa kau terus saja menggangguku hah? Aku lelah sekali kau tau hoam” Yoseob oppa hanya membuka kedua matanya sedikit sambil mengganti posisinya, dengan guling yang sekarang ada di atas telinganya.
“oppa....kau kan memang bertugas untuk mengantarku setiap hari! Apakah kau lupa dengan pesan eomma? Dia akan murka kalau tau anak gadisnya ini berangkat ke tempat kerjanya sendirian.”
Ketika mendengar kata “eomma”, Yoseob oppa langsung membuka kedua matanya secara tiba-tiba “APAH? TIDAK....KAU TIDAK BOLEH BERANGKAT SENDIRIAN. Tunggu sebentar, oppa akan cuci muka dulu.” aku tersenyum evil ketika melihat oppaku itu kini sedang sibuk merapikan dirinya di kamar mandi. Dia memang paling takut dengan eommaku. Eommaku memang sangat tegas dengan oppaku yang satu itu apalagi soal menjaga aku. Bukan karena dia pilih kasih, dia hanya menginginkan kedua anaknya itu akan saling menjaga satu sama lain walaupun dia tidak bisa berada di samping mereka. Aku jadi merindukan eomma.......
Tak lama kemudian, Yoseob oppa keluar dari kamar mandi. Aku melihat wajahnya yang sangat lucu. Dia mungkin masih tidak terima karena aku mengganggu acara “tidur paginya” tadi. Aku ingin tertawa melihatnya.
“Oppa...kenapa dengan wajahmu? Apakah kau merasa terpaksa untuk melakukan tugasmu ini?” aku iseng bertanya kepadanya dengan mimik muka polos.
“Tidak cho.” Jawabnya singkat. Aissh~
“Oppa......” aku menyenggolnya sambil menunjukkan aegyoku kepadanya. Aku tidak mau Yoseob oppa marah kepadaku. Menyedihkan....
Ku lihat Yoseob oppa memandangiku. Apakah dia benar-benar marah?entahlah aku sangat bingung dengan sikapnya pagi ini. Tapi...
“TETOT.....KAU TERTIPU!!! HAHAHAHA Cho...kau ini jadi yeoja bodoh sekali sih. Aku tidak mungkin marah dengan adik perempuanku yang satu ini. Tidak...aku hanya merasa ngantuk pagi ini. Aku baru tidur selama 3 jam.” Yoseob oppa mengacak rambutku sambil tersenyum. Ya ampun sampai kapan oppa bodohku ini memperlakukanku seperti anak kecil?
“YA!!! YOSEOB KAU INI MENYEBALKAN” ups aku kelepasan hahahaha
“Hei kau ini sangat tidak sopan. Panggil aku oppa!” wajah Yoseob oppa terlihat cemberut setelah aku memanggilnya seperti itu. Aku sangat senang untuk menjahilinya.
“Tidak mau.” Jawabku singkat
“Chorong-ah.....baiklah terserahmu saja. Aku tidak memaksa kok. Jangan ngambek seperti itu” Yoseob oppa memandangku dengan takut-takut. Kena kau oppa!
“TETOT!!! OPPA KAU BODOH SEKALI HAHAHAHA” aku membalasnya dengan puas. Sepertinya dia gemas dengan kelakuanku.
“ah terserah kau saja. Kajja kita berangkat!” dia lalu menyerahkan helm kepadaku. Dia mengacak rambutku sekali lagi sambil tersenyum. Ah oppa.....kau ini hahaha

-00-

JR POV
                “Kenapa kau kelihatan diam sekali sejak kemarin? Tidak biasanya kau seperti ini.” Seseorang yang baru datang menyadarkanku. Oh ternyata dia.
                “Ah sudahlah kau ini. Kau banyak komentar sekali. Aku sedang ingin diam saja di posisi ini. Jarang-jarang aku bisa datang sepagi ini dan duduk di dekat jendela. Rasanya sudah lama sekali aku tak pernah memandang keluar jendela.” Aku memang sejak tadi sedang asyik memandang keluar jendela. Entah, apa yang sedang aku pikirkan sejak tadi.
                “Bagaimana dengan Hyeri? Apakah kau masih betah dengannya?” tanya Jaebum sambil meninju pundakku. Jaebum atau yang biasanya dipanggil JB, adalah teman dekatku sejak SMP. Kalau bisa dibilang kami berdua sudah seperti saudara, bahkan saudara kembar. Hanya dia satu-satunya makhluk di sekolah ini yang berani untuk berlaku tidak sopan seperti memukul kepalaku dan berbicara keras kepadaku. Aku berani jamin selain dia, tak ada satupun orang disini yang berani padaku. Ah aku lupa....guru baru itu! Sial nenek sihir itu tiba-tiba muncul dipikiranku.
                “Hyeri? Aku sudah putus dengannya kemarin. Lebih tepatnya aku yang memutuskannya. Aku bosan dengannya” jawabku enteng
                “Apa kau sudah gila? Hyeri...yeoja paling cantik di sekolah ini kau campakan begitu saja?” Cantik? Tapi sifatnya sangat menjijikan.
                “Ya dia memang cantik tapi aku bosan dengannya. Menurutku, di dunia ini tak ada satupun wanita yang sempurna seperti eommaku. Oh ya...kalau kau mau ambil saja Hyeri, aku tidak apa-apa kok.” Aku kini sibuk dengan gadgetku yang berlogo buah apel.
                “YA JIN YOUNG-AH!! Kau ini bodoh atau apa? Mana mungkin aku berkencan dengan mantan yeojachingu sahabatku sendiri. Apakah kau sudah gila?” Jaebum memukul kepalaku.
                “Aw...kau berani denganku hah?” tanyaku sambil mengusap kepalaku yang benar-benar sakit. Sungguh, kenapa aku bisa tahan bersahabat dengan orang setega dia......
                “Hahaha maafkan aku. Oh ya bagaimana dengan guru baru itu? Apakah tipemu sudah berganti menjadi penyuka tipe-tipe wanita yang umurnya lebih tua daripadamu?” Sial...kenapa JB harus menyebut nenek sihir itu lagi di hadapanku? Jujur aku masih sangat kesal dengan kejadian sehari yang lalu. Apa yeoja sialan itu tak tau siapa aku?
                “Apa? Nenek sihir itu? Kau mabuk? Aku tak mungkin menyukai yeoja seperti itu. Yang seperti Hyeri saja sudah membosankan, apalagi dia?Mungkin aku hanya perlu waktu sehari untuk mencampakannya.” Ku lihat raut wajah JB berubah. Seperti.......
                “Baiklah, kalau kau memang lihai dalam hal itu aku akan memberikanmu sebuah tantangan.” JB menyunggingkan senyumnya, yang layak disebut “senyum setan” kepadaku. Tantangan?
                “Apa itu?”
                “Kau harus berhasil untuk mengajaknya berkencan dalam waktu 2 minggu.” Tantang JB kepadaku.
                “Dia? Dia siapa?” Tanyaku penasaran.
                “Dia.....” jawabnya sambil menunjuk ke arah luar jendela. Tampak seorang yeoja baru turun dari sebuah motor sport berwarna merah, yang dikendarai oleh seorang namja. Tak lama kemudian dia pun membuka penutup kepalanya tersebut lalu memberikannya kepada namja itu. Dia?
                “Tidak.” Tolakku singkat. Bukannya tak berani dengan tantangan itu. Tapi aku merasa terhina jika harus mengajak wanita yang umurnya lebih tua daripadaku untuk berkencan. Apakah tidak ada wanita lain? Ini sangat menjengkelkan.
                “Kau takut , tuan Park?” kalimat ini.....aku benci kalimat ini.
                “Tidak , aku tidak takut. Beri aku waktu satu minggu untuk melakukan tantangan ini dan jangan panggil aku JR, kalau aku tidak bisa membuat wanita itu tergila-gila kepadaku.” Jawabku mantap. Dua minggu? Kurang dari itu pun aku yakin bisa menaklukannya.
                “Satu minggu? Baiklah kalau itu maumu. Ku harap kau berhasil.” Jaebum pun menyodorkan tangannya untuk mengajakku bersalaman.  Aku pun menyambutnya dengan malas.

-00-

            “Bagaimana kabarnya? Apakah dia masih terlihat seperti dulu?
           “Ya tuan. Bahkan dia terlihat lebih cantik dan dewasa.”
           "Benarkah? Walaupun dia terlihat dewasa, aku yakin suaranya tidak akan pernah berubah.”
           “Saya rasa juga begitu Tuan.”
           “Baiklah, kau ingat kan tugasmu? Aku harap kau dapat menyelesaikannya secepat mungkin.”
                “Baik Tuan.”
                Pria itu pun kemudian menutup sambungan telepon itu. Sambil memandangi salju yang ada di luar ruangannya dari balik jendela, segaris senyum hangat terlukis di wajahnya. Setelah puas memandang salju-salju tersebut, tangannya pun menarik gagang dari sebuah laci meja kayu yang terletak di dekatnya. Tampak sebuah foto gadis perempuan yang kira-kira berumur 10 tahun sedang tersenyum, yang lebih tampak seperti senyum terpaksan memakai seragam biru dengan rambut yang tidak karuan. Seperti orang frustasi.
                “Ya Park Chorong!! Lihatlah fotomu. Sangat berantakan dan jelek. HAHAHA”
               “Ah diam kau cerewet! Aku yakin ini adalah foto berantakanku yang terakhir untuk seumur hidupku.” Jawabnya yakin sambil mengepalkan satu tangannya ke atas.
              “Kau yakin? Aku malah berpikir kau akan tampak seperti nenek sihir yang mempunyai suara seperti anak bayi. Hiiii~”
                “Jangan bicarakan soal suaraku. Kau ini!” sambil memukul kepalanya.
                “Aw...sakit tau! Yasudah aku tidak akan membahas suaramu lagi. Kajja kita pulang bersama!” kedua anak itu pun akhirnya melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah masing-masing, dengan masih diselingi tawa dan canda yang sepertinya tidak akan ada habisnya. Mereka sangat terlihat bahagia saat itu.
                Pria itu tersenyum lagi ketika sadar dari lamunannya. Dia sangat yakin, pasti suatu saat nanti kenangan itu akan terulang kembali. Tidak tau kapan, yang pasti semua itu akan terjadi.

-00-

Chorong POV
                Hoam....akhirnya selesai juga hari ini. Aku sangat lelah. Aku ingin secepatnya sampai di kamarku dan tidur dengan bantal Rilakkuma ku tersayang. Ini sudah pukul 5 KST, tapi Yoseob oppa kemana? Jangan-jangan dia belum bangun semenjak pulang dari mengantarku ke sekolah tadi.
                “Good afternoon Miss Cho.” suara seseorang tiba-tiba mengagetkanku yang sedang berdiri di depan gerbang sekolahan yang sekarang mulai terlihat sepi. Aku pun refleks menoleh dan ternyata.....
                “Sore. Sekarang sudah sore, kenapa kau masih mengatakan selamat siang?”tanyaku sambil acuh tak acuh. Aku masih ingat perbuatannya  tempo hari. Tertawa padaku karena aku adalah seorang guru? Sungguh menyebalkan.
                “Oh maafkan aku, aku memang kurang pintar dalam urusan bahasa inggris.” Jawabnya sambil tersenyum. Hah? Apakah aku tidak salah liat? Dia tersenyum padaku? Aku kira dia ingin mengajakku berperang lagi.
                “Oh begitu...aku sarankan kau harus banyak belajar. Ingat ini tahun terakhirmu di SMA.”
                “Ya terimakasih songsaenim. Hmm...apakah kau tidak pulang? Kalau begitu pulang saja bersama denganku, bagaimana?” Hah? Aku menoleh ke arah wajahnya. Aku lihat dia tersenyum, ya....sepertinya senyum tulus. Ah tidak, ingat Park Chorong sekarang kau adalah seorang guru. Mana mungkin kau pulang dengan muridmu sendiri? Racauku dalam hati.
                “Eh...tidak terimakasih. Sebentar lagi ada yang menjemputku kok. Nah...itu dia sudah datang jemputannya.” Yoseob oppa benar-benar dewa penyelamatku! Aku pun langsung menghampiri Yoseob oppa yang berhenti tidak jauh dariku, lalu menerima helm darinya. Sebelum aku memakainya, aku sempat melihat ke arah JR dan tersenyum kecil. Anggap saja itu sebagai ucapan “selamat tinggal”.

-00-

JR POV
“Oh begitu...aku sarankan kau harus banyak belajar. Ingat ini tahun terakhirmu di SMA.”
                “Ya terimakasih songsaenim. Hmm...apakah kau tidak pulang? Kalau begitu pulang saja bersama denganku, bagaimana?” aku begitu berat saat mengucapkan kata-kata ini. Ini pertama kalinya aku menawarkan pulang bersama pada seorang yeoja.  Biasanya mereka lah yang mengajakku duluan.
                “Eh...tidak terimakasih. Sebentar lagi ada yang menjemputku kok. Nah...itu dia sudah datang jemputannya.” Sial...aku ditolak untuk pertama kalinya! Perempuan ini benar-benar sangat menyebalkan. Tanpa mengucapkan selamat tinggal, dia kemudian berlari ke arah seorang namja yang sedang menunggunya di atas sebuah motor sport. Sama seperti yang mengantarnya tadi pagi.
                Miss Cho sekilas tersenyum kecil ke arahku sebelum pergi dengan namja tersebut. Aku sangat jengkel karenanya. Aku merasa harga diriku saat ini sepertinya hampir terinjak. Kalau bukan karena tantangan itu, aku tidak mungkin akan mengejar-ngejar yeoja aneh seperti dia.
                Oh ya...namja itu siapa? Apakah dia namjachingu dari Miss Cho? Rasanya tidak mungkin. Mana ada lelaki yang berminat pada yeoja mengerikan seperti dia? Kalaupun iya, ini juga salah satu tantangan beratku. Mengajak pacar orang untuk berkencan? Rasanya sangat menarik.
                “Oppa!!” panggil seseorang dari arah belakangku. Sepertinya aku tau pemilik suara itu.
                Aku pun menoleh sedikit ke belakang untuk sekedar melihatnya, lalu kembali melanjutkan perjalananku ke daerah tempat parkir mobil tanpa menghiraukan panggilan tersebut. Mau apalagi sih dia? Aku sudah sangat muak dengannya.
                Tiba-tiba, seperti ada sesuatu yang mengenai tubuhku. Aku melihat sepasang tangan sedang melingkar di antara pinggangku. Sepertinya aku tau siapa pemilik tangan ini.
                “Apa yang kau lakukan hah?” tanyaku dengan nada yang agak membentak kepada yeoja yang ternyata adalah Hyeri itu. Aku pun segera melepaskan paksa tangannya kemudian berbalik untuk melihat wajahnya.
                “Aniyo oppa...aku hanya merindukanmu. Aku harap kita dapat kembali lagi seperti dulu.” Hyeri menatapku dengan pandangan menyedihkan. Persis seperti pengemis yang sedang meminta uang di jalanan. Bedanya, dia sekarang sedang mengemis cintaku.
                “Tidak. Aku bilang aku sudah bosan denganmu.” Jawabku singkat. Ku lihat raut wajahnya mulai berubah...matanya kini mulai berair.
                “Oppa....apakah kau sungguh-sungguh berkata seperti itu?”
                “Ya. Sudah jangan ganggu hidupku lagi.” Aku pun kemudian pergi begitu saja dari hadapannya. Aku tak peduli walaupun nanti dia ingin bunuh diri sekalipun karena cintanya ditolak olehku. Aku tidak peduli sama sekali.

-00-

                “Oppa...lihat saja nanti.  Kalau aku tidak bisa memilikimu, jangan harap yeoja lain juga bisa memilikimu.” ucapnya sambil mengepalkan kedua tangannya.

-00-

                Chorong POV
                Tak terasa sudah hampir satu minggu aku menjadi guru disini. Jujur, begitu banyak pengalaman menarik yang aku rasakan selama ini. Dimulai dari murid-muridku yang terkadang sangat menyebalkan, dan....terkadang aku pun sangat bingung untuk menceritakan semua ini.
                Aku pun memasuki ruang guru yang terlihat masih sangat sepi pagi ini. Hanya terlihat beberapa guru yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Karena masih terhitung baru, aku masih belum berani untuk menyapa mereka. Yasudahlah...
                Ketika sampai di mejaku, aku melihat sesuatu yang asing. Ada sebuah benda berwarna merah muda dan setangkai bunga mawar putih tergeletak disana. Aku pun mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Siapa tau orang itu salah meletakkan hadiah yang ternyata malah tersesat di mejaku.

                Untuk : Miss Cho,
            Selamat pagi ibu guruku yang manisJ Bagaimana pagimu? Aku harap kau suka dengan hadiahku hari ini.
                Dari: Pengagum Suaramu

                Aku membaca secarik kertas yang terletak di bawah hadiah tersebut dengan bingung. Aku pun membuka bagian atas kotak itu. Ternyata isinya adalah sebatang cokelat.  Pengagum suaraku? Siapa dia?
-00-

                Seseorang tersenyum tipis tak jauh dari sana. Senyumnya sangat sulit untuk diartikan. Entah itu senyum kebahagiaan, atau sebuah senyum kemenangan.
To Be Continued...
-00-

Gimana? Part 2 nya belom terlalu keliatan konfliknya yah? Author emang sengaja bikin konfliknya rada lama munculnya gara-gara....ada sesuatu aja pokoknya-_-v Maaf kalo kesannya FF ini terlalu banyak konflik yang ga penting wkwk maklum author pengen bikin FF ini greget gitu._. Tapi gatau deh kalo gagal T^T Gimana komen kalian? Ditunggu yahJ

0 komentar:

Post a Comment

Sunday, February 17, 2013

[PART 2] FF JRONG-MONSTER

Diposkan oleh Annisa Mandasari di 3:07 PM


Author : @nisamanda

Genre : Romance; agak yadong dikit(?)-_-

Cast :

Chorong Park

JR ( Park Jinyoung )

Other cast YANG GA KALAH IMUT

Length : Chaptered/On progress

PG : > 17th-50th._.

Akhirnya...setelah sekian lama(?) dan butuh sedikit perjuangan, part II dari FF gajelas ini akhirnya terbit juga wkwk makasih banyak buat mentemen yang udah ngasih komen buat Part I nya^^ segala masukan dan kritik udah author coba perbaikin dan semoga...part II ini  bisa lebih menghibur dari part sebelumnya. enjoy it:)

-00-
Hai Park ChorongJ
Apa kabar malaikatku?
Aku rindu senyum manismu
Aku rindu suaramu yang kadang lebih terdengar seperti suara anak perempuan berumur 5 tahun
Apakah kau merindukanku juga?
Aku akan datang....
Menjemput malaikatku
-oo-

Chorong POV
“YA OPPA BANGUNLAH!!” aku  berusaha keras untuk membangunkan pria ini sejak pukul 6.00 KST tadi. Tapi sepertinya semua ini tidak ada gunanya. Pria yang umurnya setahun di atasku itu memang terkenal paling susah untuk dibangunkan di bawah pukul 9 pagi. Aku sangat jengkel bila membayangkan tampang berantakannya saat bangun tidur. Dia hampir setiap pagi berkata “Jam berapa ini? Apakah aku terlalu pagi untuk bangun?”

Walaupun dia kadang sangat menyebalkan, aku sangat menyayanginya. Oh iya...aku sepertinya hampir lupa untuk memperkenalkannya. Dia adalah Yoseob oppa. Kau tau? Aku kadang berpikir kami berdua sama sekali tidak mirip. Apalagi hidungku dan hidungnya terlihat sangat berbeda apabila dilihat dari berbagai sisi(?)
Kami berdua tinggal di rumah ini tanpa ditemani kedua orang tua kami. Mereka sedang tinggal di Tokyo sejak 5 tahun yang lalu. Seharusnya aku juga tinggal disana. Namun, karena aku sangat ingin kuliah di Korea akhirnya aku pun menolak ajakan kedua orang tuaku tersebut. Memang sangat menyedihkan. Rasanya sangat berat di awal. Biasanya, suara eomma adalah suara yang paling pertama aku dengar ketika aku baru bangun di pagi hari. Tapi membayangkan suara melengkingnya yang bosan saat membangunkan anak gadisnya ini terkadang membuatku tertawa. Aku juga merindukan appaku. Appa dan aku memang tidak dekat, tapi begitulah...aku juga sangat menyayangi nya seperti aku menyayangi eomma.
“OPPA BANGUUUN!!! Hari ini aku mengajar di jam pertama. Aku tidak mau murid-muridku kecewa karena ternyata gurunya tidak disiplin.” Aku terus merengek sambil menarik-narik baju oppaku yang terlihat masih nyaman dengan posisinya sejak malam tadi. Tidur sambil memeluk guling.
“ng...ini kan masih pagi cho. Kenapa kau terus saja menggangguku hah? Aku lelah sekali kau tau hoam” Yoseob oppa hanya membuka kedua matanya sedikit sambil mengganti posisinya, dengan guling yang sekarang ada di atas telinganya.
“oppa....kau kan memang bertugas untuk mengantarku setiap hari! Apakah kau lupa dengan pesan eomma? Dia akan murka kalau tau anak gadisnya ini berangkat ke tempat kerjanya sendirian.”
Ketika mendengar kata “eomma”, Yoseob oppa langsung membuka kedua matanya secara tiba-tiba “APAH? TIDAK....KAU TIDAK BOLEH BERANGKAT SENDIRIAN. Tunggu sebentar, oppa akan cuci muka dulu.” aku tersenyum evil ketika melihat oppaku itu kini sedang sibuk merapikan dirinya di kamar mandi. Dia memang paling takut dengan eommaku. Eommaku memang sangat tegas dengan oppaku yang satu itu apalagi soal menjaga aku. Bukan karena dia pilih kasih, dia hanya menginginkan kedua anaknya itu akan saling menjaga satu sama lain walaupun dia tidak bisa berada di samping mereka. Aku jadi merindukan eomma.......
Tak lama kemudian, Yoseob oppa keluar dari kamar mandi. Aku melihat wajahnya yang sangat lucu. Dia mungkin masih tidak terima karena aku mengganggu acara “tidur paginya” tadi. Aku ingin tertawa melihatnya.
“Oppa...kenapa dengan wajahmu? Apakah kau merasa terpaksa untuk melakukan tugasmu ini?” aku iseng bertanya kepadanya dengan mimik muka polos.
“Tidak cho.” Jawabnya singkat. Aissh~
“Oppa......” aku menyenggolnya sambil menunjukkan aegyoku kepadanya. Aku tidak mau Yoseob oppa marah kepadaku. Menyedihkan....
Ku lihat Yoseob oppa memandangiku. Apakah dia benar-benar marah?entahlah aku sangat bingung dengan sikapnya pagi ini. Tapi...
“TETOT.....KAU TERTIPU!!! HAHAHAHA Cho...kau ini jadi yeoja bodoh sekali sih. Aku tidak mungkin marah dengan adik perempuanku yang satu ini. Tidak...aku hanya merasa ngantuk pagi ini. Aku baru tidur selama 3 jam.” Yoseob oppa mengacak rambutku sambil tersenyum. Ya ampun sampai kapan oppa bodohku ini memperlakukanku seperti anak kecil?
“YA!!! YOSEOB KAU INI MENYEBALKAN” ups aku kelepasan hahahaha
“Hei kau ini sangat tidak sopan. Panggil aku oppa!” wajah Yoseob oppa terlihat cemberut setelah aku memanggilnya seperti itu. Aku sangat senang untuk menjahilinya.
“Tidak mau.” Jawabku singkat
“Chorong-ah.....baiklah terserahmu saja. Aku tidak memaksa kok. Jangan ngambek seperti itu” Yoseob oppa memandangku dengan takut-takut. Kena kau oppa!
“TETOT!!! OPPA KAU BODOH SEKALI HAHAHAHA” aku membalasnya dengan puas. Sepertinya dia gemas dengan kelakuanku.
“ah terserah kau saja. Kajja kita berangkat!” dia lalu menyerahkan helm kepadaku. Dia mengacak rambutku sekali lagi sambil tersenyum. Ah oppa.....kau ini hahaha

-00-

JR POV
                “Kenapa kau kelihatan diam sekali sejak kemarin? Tidak biasanya kau seperti ini.” Seseorang yang baru datang menyadarkanku. Oh ternyata dia.
                “Ah sudahlah kau ini. Kau banyak komentar sekali. Aku sedang ingin diam saja di posisi ini. Jarang-jarang aku bisa datang sepagi ini dan duduk di dekat jendela. Rasanya sudah lama sekali aku tak pernah memandang keluar jendela.” Aku memang sejak tadi sedang asyik memandang keluar jendela. Entah, apa yang sedang aku pikirkan sejak tadi.
                “Bagaimana dengan Hyeri? Apakah kau masih betah dengannya?” tanya Jaebum sambil meninju pundakku. Jaebum atau yang biasanya dipanggil JB, adalah teman dekatku sejak SMP. Kalau bisa dibilang kami berdua sudah seperti saudara, bahkan saudara kembar. Hanya dia satu-satunya makhluk di sekolah ini yang berani untuk berlaku tidak sopan seperti memukul kepalaku dan berbicara keras kepadaku. Aku berani jamin selain dia, tak ada satupun orang disini yang berani padaku. Ah aku lupa....guru baru itu! Sial nenek sihir itu tiba-tiba muncul dipikiranku.
                “Hyeri? Aku sudah putus dengannya kemarin. Lebih tepatnya aku yang memutuskannya. Aku bosan dengannya” jawabku enteng
                “Apa kau sudah gila? Hyeri...yeoja paling cantik di sekolah ini kau campakan begitu saja?” Cantik? Tapi sifatnya sangat menjijikan.
                “Ya dia memang cantik tapi aku bosan dengannya. Menurutku, di dunia ini tak ada satupun wanita yang sempurna seperti eommaku. Oh ya...kalau kau mau ambil saja Hyeri, aku tidak apa-apa kok.” Aku kini sibuk dengan gadgetku yang berlogo buah apel.
                “YA JIN YOUNG-AH!! Kau ini bodoh atau apa? Mana mungkin aku berkencan dengan mantan yeojachingu sahabatku sendiri. Apakah kau sudah gila?” Jaebum memukul kepalaku.
                “Aw...kau berani denganku hah?” tanyaku sambil mengusap kepalaku yang benar-benar sakit. Sungguh, kenapa aku bisa tahan bersahabat dengan orang setega dia......
                “Hahaha maafkan aku. Oh ya bagaimana dengan guru baru itu? Apakah tipemu sudah berganti menjadi penyuka tipe-tipe wanita yang umurnya lebih tua daripadamu?” Sial...kenapa JB harus menyebut nenek sihir itu lagi di hadapanku? Jujur aku masih sangat kesal dengan kejadian sehari yang lalu. Apa yeoja sialan itu tak tau siapa aku?
                “Apa? Nenek sihir itu? Kau mabuk? Aku tak mungkin menyukai yeoja seperti itu. Yang seperti Hyeri saja sudah membosankan, apalagi dia?Mungkin aku hanya perlu waktu sehari untuk mencampakannya.” Ku lihat raut wajah JB berubah. Seperti.......
                “Baiklah, kalau kau memang lihai dalam hal itu aku akan memberikanmu sebuah tantangan.” JB menyunggingkan senyumnya, yang layak disebut “senyum setan” kepadaku. Tantangan?
                “Apa itu?”
                “Kau harus berhasil untuk mengajaknya berkencan dalam waktu 2 minggu.” Tantang JB kepadaku.
                “Dia? Dia siapa?” Tanyaku penasaran.
                “Dia.....” jawabnya sambil menunjuk ke arah luar jendela. Tampak seorang yeoja baru turun dari sebuah motor sport berwarna merah, yang dikendarai oleh seorang namja. Tak lama kemudian dia pun membuka penutup kepalanya tersebut lalu memberikannya kepada namja itu. Dia?
                “Tidak.” Tolakku singkat. Bukannya tak berani dengan tantangan itu. Tapi aku merasa terhina jika harus mengajak wanita yang umurnya lebih tua daripadaku untuk berkencan. Apakah tidak ada wanita lain? Ini sangat menjengkelkan.
                “Kau takut , tuan Park?” kalimat ini.....aku benci kalimat ini.
                “Tidak , aku tidak takut. Beri aku waktu satu minggu untuk melakukan tantangan ini dan jangan panggil aku JR, kalau aku tidak bisa membuat wanita itu tergila-gila kepadaku.” Jawabku mantap. Dua minggu? Kurang dari itu pun aku yakin bisa menaklukannya.
                “Satu minggu? Baiklah kalau itu maumu. Ku harap kau berhasil.” Jaebum pun menyodorkan tangannya untuk mengajakku bersalaman.  Aku pun menyambutnya dengan malas.

-00-

            “Bagaimana kabarnya? Apakah dia masih terlihat seperti dulu?
           “Ya tuan. Bahkan dia terlihat lebih cantik dan dewasa.”
           "Benarkah? Walaupun dia terlihat dewasa, aku yakin suaranya tidak akan pernah berubah.”
           “Saya rasa juga begitu Tuan.”
           “Baiklah, kau ingat kan tugasmu? Aku harap kau dapat menyelesaikannya secepat mungkin.”
                “Baik Tuan.”
                Pria itu pun kemudian menutup sambungan telepon itu. Sambil memandangi salju yang ada di luar ruangannya dari balik jendela, segaris senyum hangat terlukis di wajahnya. Setelah puas memandang salju-salju tersebut, tangannya pun menarik gagang dari sebuah laci meja kayu yang terletak di dekatnya. Tampak sebuah foto gadis perempuan yang kira-kira berumur 10 tahun sedang tersenyum, yang lebih tampak seperti senyum terpaksan memakai seragam biru dengan rambut yang tidak karuan. Seperti orang frustasi.
                “Ya Park Chorong!! Lihatlah fotomu. Sangat berantakan dan jelek. HAHAHA”
               “Ah diam kau cerewet! Aku yakin ini adalah foto berantakanku yang terakhir untuk seumur hidupku.” Jawabnya yakin sambil mengepalkan satu tangannya ke atas.
              “Kau yakin? Aku malah berpikir kau akan tampak seperti nenek sihir yang mempunyai suara seperti anak bayi. Hiiii~”
                “Jangan bicarakan soal suaraku. Kau ini!” sambil memukul kepalanya.
                “Aw...sakit tau! Yasudah aku tidak akan membahas suaramu lagi. Kajja kita pulang bersama!” kedua anak itu pun akhirnya melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah masing-masing, dengan masih diselingi tawa dan canda yang sepertinya tidak akan ada habisnya. Mereka sangat terlihat bahagia saat itu.
                Pria itu tersenyum lagi ketika sadar dari lamunannya. Dia sangat yakin, pasti suatu saat nanti kenangan itu akan terulang kembali. Tidak tau kapan, yang pasti semua itu akan terjadi.

-00-

Chorong POV
                Hoam....akhirnya selesai juga hari ini. Aku sangat lelah. Aku ingin secepatnya sampai di kamarku dan tidur dengan bantal Rilakkuma ku tersayang. Ini sudah pukul 5 KST, tapi Yoseob oppa kemana? Jangan-jangan dia belum bangun semenjak pulang dari mengantarku ke sekolah tadi.
                “Good afternoon Miss Cho.” suara seseorang tiba-tiba mengagetkanku yang sedang berdiri di depan gerbang sekolahan yang sekarang mulai terlihat sepi. Aku pun refleks menoleh dan ternyata.....
                “Sore. Sekarang sudah sore, kenapa kau masih mengatakan selamat siang?”tanyaku sambil acuh tak acuh. Aku masih ingat perbuatannya  tempo hari. Tertawa padaku karena aku adalah seorang guru? Sungguh menyebalkan.
                “Oh maafkan aku, aku memang kurang pintar dalam urusan bahasa inggris.” Jawabnya sambil tersenyum. Hah? Apakah aku tidak salah liat? Dia tersenyum padaku? Aku kira dia ingin mengajakku berperang lagi.
                “Oh begitu...aku sarankan kau harus banyak belajar. Ingat ini tahun terakhirmu di SMA.”
                “Ya terimakasih songsaenim. Hmm...apakah kau tidak pulang? Kalau begitu pulang saja bersama denganku, bagaimana?” Hah? Aku menoleh ke arah wajahnya. Aku lihat dia tersenyum, ya....sepertinya senyum tulus. Ah tidak, ingat Park Chorong sekarang kau adalah seorang guru. Mana mungkin kau pulang dengan muridmu sendiri? Racauku dalam hati.
                “Eh...tidak terimakasih. Sebentar lagi ada yang menjemputku kok. Nah...itu dia sudah datang jemputannya.” Yoseob oppa benar-benar dewa penyelamatku! Aku pun langsung menghampiri Yoseob oppa yang berhenti tidak jauh dariku, lalu menerima helm darinya. Sebelum aku memakainya, aku sempat melihat ke arah JR dan tersenyum kecil. Anggap saja itu sebagai ucapan “selamat tinggal”.

-00-

JR POV
“Oh begitu...aku sarankan kau harus banyak belajar. Ingat ini tahun terakhirmu di SMA.”
                “Ya terimakasih songsaenim. Hmm...apakah kau tidak pulang? Kalau begitu pulang saja bersama denganku, bagaimana?” aku begitu berat saat mengucapkan kata-kata ini. Ini pertama kalinya aku menawarkan pulang bersama pada seorang yeoja.  Biasanya mereka lah yang mengajakku duluan.
                “Eh...tidak terimakasih. Sebentar lagi ada yang menjemputku kok. Nah...itu dia sudah datang jemputannya.” Sial...aku ditolak untuk pertama kalinya! Perempuan ini benar-benar sangat menyebalkan. Tanpa mengucapkan selamat tinggal, dia kemudian berlari ke arah seorang namja yang sedang menunggunya di atas sebuah motor sport. Sama seperti yang mengantarnya tadi pagi.
                Miss Cho sekilas tersenyum kecil ke arahku sebelum pergi dengan namja tersebut. Aku sangat jengkel karenanya. Aku merasa harga diriku saat ini sepertinya hampir terinjak. Kalau bukan karena tantangan itu, aku tidak mungkin akan mengejar-ngejar yeoja aneh seperti dia.
                Oh ya...namja itu siapa? Apakah dia namjachingu dari Miss Cho? Rasanya tidak mungkin. Mana ada lelaki yang berminat pada yeoja mengerikan seperti dia? Kalaupun iya, ini juga salah satu tantangan beratku. Mengajak pacar orang untuk berkencan? Rasanya sangat menarik.
                “Oppa!!” panggil seseorang dari arah belakangku. Sepertinya aku tau pemilik suara itu.
                Aku pun menoleh sedikit ke belakang untuk sekedar melihatnya, lalu kembali melanjutkan perjalananku ke daerah tempat parkir mobil tanpa menghiraukan panggilan tersebut. Mau apalagi sih dia? Aku sudah sangat muak dengannya.
                Tiba-tiba, seperti ada sesuatu yang mengenai tubuhku. Aku melihat sepasang tangan sedang melingkar di antara pinggangku. Sepertinya aku tau siapa pemilik tangan ini.
                “Apa yang kau lakukan hah?” tanyaku dengan nada yang agak membentak kepada yeoja yang ternyata adalah Hyeri itu. Aku pun segera melepaskan paksa tangannya kemudian berbalik untuk melihat wajahnya.
                “Aniyo oppa...aku hanya merindukanmu. Aku harap kita dapat kembali lagi seperti dulu.” Hyeri menatapku dengan pandangan menyedihkan. Persis seperti pengemis yang sedang meminta uang di jalanan. Bedanya, dia sekarang sedang mengemis cintaku.
                “Tidak. Aku bilang aku sudah bosan denganmu.” Jawabku singkat. Ku lihat raut wajahnya mulai berubah...matanya kini mulai berair.
                “Oppa....apakah kau sungguh-sungguh berkata seperti itu?”
                “Ya. Sudah jangan ganggu hidupku lagi.” Aku pun kemudian pergi begitu saja dari hadapannya. Aku tak peduli walaupun nanti dia ingin bunuh diri sekalipun karena cintanya ditolak olehku. Aku tidak peduli sama sekali.

-00-

                “Oppa...lihat saja nanti.  Kalau aku tidak bisa memilikimu, jangan harap yeoja lain juga bisa memilikimu.” ucapnya sambil mengepalkan kedua tangannya.

-00-

                Chorong POV
                Tak terasa sudah hampir satu minggu aku menjadi guru disini. Jujur, begitu banyak pengalaman menarik yang aku rasakan selama ini. Dimulai dari murid-muridku yang terkadang sangat menyebalkan, dan....terkadang aku pun sangat bingung untuk menceritakan semua ini.
                Aku pun memasuki ruang guru yang terlihat masih sangat sepi pagi ini. Hanya terlihat beberapa guru yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Karena masih terhitung baru, aku masih belum berani untuk menyapa mereka. Yasudahlah...
                Ketika sampai di mejaku, aku melihat sesuatu yang asing. Ada sebuah benda berwarna merah muda dan setangkai bunga mawar putih tergeletak disana. Aku pun mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Siapa tau orang itu salah meletakkan hadiah yang ternyata malah tersesat di mejaku.

                Untuk : Miss Cho,
            Selamat pagi ibu guruku yang manisJ Bagaimana pagimu? Aku harap kau suka dengan hadiahku hari ini.
                Dari: Pengagum Suaramu

                Aku membaca secarik kertas yang terletak di bawah hadiah tersebut dengan bingung. Aku pun membuka bagian atas kotak itu. Ternyata isinya adalah sebatang cokelat.  Pengagum suaraku? Siapa dia?
-00-

                Seseorang tersenyum tipis tak jauh dari sana. Senyumnya sangat sulit untuk diartikan. Entah itu senyum kebahagiaan, atau sebuah senyum kemenangan.
To Be Continued...
-00-

Gimana? Part 2 nya belom terlalu keliatan konfliknya yah? Author emang sengaja bikin konfliknya rada lama munculnya gara-gara....ada sesuatu aja pokoknya-_-v Maaf kalo kesannya FF ini terlalu banyak konflik yang ga penting wkwk maklum author pengen bikin FF ini greget gitu._. Tapi gatau deh kalo gagal T^T Gimana komen kalian? Ditunggu yahJ

0 komentar on "[PART 2] FF JRONG-MONSTER"

Post a Comment

 

Why So Serious? Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review