Author : @nisamanda
Genre : Romance
Cast :
Park Chorong
Choi Minho
Lauren Lunde
Length : OS
Rate : PG 13
HAI..............!!! SINGKAT AJA YA. FF INI AUTHOR BIKIN SPESIAL BUAT CHORONG UNNIE YANG TANGGAL 3 MARET INI ULANG TAUN. SEMOGA KALIAN SUKA^^
-00-
“Hoam.....”
sinar matahari sedikit demi sedikit mulai masuk ke dalam kamarku melalui
celah-celah jendela yang entah sejak kapan tirainya mulai terbuka. Aku pun menggeliat sebentar. Sepertinya, aku
bangun terlalu siang hari ini. Kenapa mereka tidak membangunkanku?
Aku
bangun dengan raut wajah yang agak sedikit berantakan, seperti keadaan rambutku
saat ini. Setelah merasa sudah benar-benar sadar, aku pun berjalan menuju
keluar kamar bermaksud untuk melakukan aktivitas pagiku yaitu mengomel pada
member-member A Pink lainnya.
Tapi
ketika aku sudah siap-siap untuk melancarkan semua aksiku, aku melihat sesuatu
yang janggal. Dorm A Pink sepi! Tidak ada satupun orang di ruang TV. Kemudian
aku pun berjalan menuju dapur. Biasanya pagi-pagi seperti ini, Namjoo dan Bomi
sudah sibuk untuk memperebutkan jatah sarapan mereka masing-masing yang
sepertinya tidak akan pernah cukup.
“Kemana
mereka semua? Apakah mereka semua pergi? Tapi kenapa mereka semua tidak pamit
kepadaku?” aku berbicara sendiri seperti orang tidak waras. Setelah puas untuk
mengomel, aku pun terduduk di sofa ruang TV. Saat ingin mengambil remote untuk
menyalakan televisi, aku melihat ada secarik kertas yang tergeletak di meja
tempat remote itu berada.
Dear Chorong Eonnie yang Cantik
Eonnie...maafkan
kami. Kami ingin pergi ke pusat perbelanjaan dulu untuk menghibur diri dulu
dari segala aktivitas A Pink yang sangat padat selama ini. Sebenarnya, kami
semua ingin mengajakmu. Tapi bagaimana lagi? Kau terlihat sangat lelah jadi kami
tidak berani untuk mengganggumu. Jangan lupa bereskan rumah ya eonnie^^ kami
menyayangimu hihihi
Dari: Kami yang
menyanyangimu ^o^
Aaarrgggh
sial! Mereka semua mengerjaiku. Aku membayangkan, pasti mereka semua sekarang
sedang bersenang-senang. Sedangkan aku? Harus terdampar disini sendirian sambil
membersihkan rumah. Tuhan...kenapa mereka semua tega sekali padaku? Bukankah
aku selama ini selalu baik pada mereka?
-00-
“Hahaha
pasti chorong eonnie sekarang sedang menangis karena membaca memo dari kita.” kata
Bomi sambil tertawa puas. Member A Pink lainnya pun langsung melihat ke
arahnya.
“Aku
sebenarnya tidak tega melakukan semua ini. Kalau saja hari ini bukan hari
spesialnya.” komentar Naeun sambil menundukan kepalanya. Mereka semua langsung
terdiam dan ikut tertunduk juga. Sebenarnya, mereka semua berpikiran sama.
Tidak ada yang pernah tega untuk mengerjai sang leader. Leader mereka tersebut,
walaupun kadang-kadang galak tapi nyatanya dia sangat sayang tehadap semua
member lain yang umurnya lebih muda daripada dia. Eunji, Bomi, Naeun, Yookyung,
Namjoo, dan Hayoung pun juga sangat menyayangi Chorong. Kalau saja hari ini
bukan tanggal 3 Maret...mungkin mereka tidak akan pernah berpikir untuk
melakukan ini semua.
“Ya!
Kalian semua jangan sedih seperti ini. Kita harus tega pada Chorong eonnie.
Ingat, hari ini kita akan memberikan kejutan padanya.” Eunji tiba-tiba
bersuara. 3 Maret? Ingatkah kalian ada apa hari ini? Ya hari ini adalah hari
ulang tahun Chorong. Dan mereka semua disini sekarang bersiap-siap untuk
memberikan kejutan pada leadernya tersebut.
“Baiklah...jadi
apa yang akan kita lakukan hari ini?” Hayoung yang dari tadi diam akhirnya
bertanya dengan nada polos.
“Kita
lihat saja nanti. Aku yakin Chorong eonnie pasti akan menyukainya.” jawab Bomi
sambil tersenyum evil.
-00-
Chorong
POV
Akhirnya....setalah
sejak tadi pagi aku sibuk membersihkan seisi rumah, aku pun bisa duduk santai
untuk beristirahat. Aku melihat sekelilingku yang tampak lebih baik. Aku
mengerti kenapa ada pribahasa yang mengatakan bahwa “berat sama dipikul, ringan
sama dijinjing.” Ternyata, membersihkan rumah secara bersama-sama lebih mudah
ketimbang mengerjakan semuanya sendiri.
Biasanya
aku yang bertugas untuk membagi
pekerjaan rumah pada masing-masing member. Eunji tugasnya menyapu. Naeun membersihkan
kaca. Bomi mengepel lantai. Yookyung membereskan ruang TV. Sedangkan, Namjoo
dan Hayoung bertugas untuk memasak juga mencuci piring. Aku jadi merindukan
mereka. Mereka pasti sekarang sedang bersenang-senang tanpaku.
Aku
berniat untuk beristirahat sejenak. Baru saja aku ingin menyalakan televisi,
tiba-tiba aku mendengar suara seseorang dari luar. Aku pun kemudian beranjak
bangun dari sofa dan berjalan menuju ke arah pintu dari luar. Semakin
dekat....semakin terdengar suara tersebut. Seperti suara orang sedang menangis.
“Huaaaa....hiks
hiks hueeee” tangis itu pun makin lama terdengar semakin kencang. Aku berniat
untuk membuka pintu dan melihat siapa yang sedang menangis di luar. Tapi tak
lama kemudian aku ingin berubah pikiran. Aku takut kalau ternyata itu adalah
suara orang yang berniat jahat padaku.
Aku
pun kemudian mengambil tongkat baseball milik Eunji yang terletak tak jauh dari
tempatku berada sekarang. Aku sudah bersiap-siap untuk menghadapi segala
kemungkinan yang akan terjadi. Ternyata....
“Hueeeee...hiks
hueeee” aku melihat seorang gadis kecil sedang menangis sambil terduduk di
depan pintu dorm kami. Gadis kecil itu sepertinya sudah lama menangis dan...aku
bingung bagaimana harus menghadapinya. Aku pun mendekatinya dan mengusap
pipinya yang merah.
“Adik
kecil...kenapa kamu menangis?” aku bertanya sambil mengusap kepalanya. Ku lihat
dia memperhatikanku sebentar kemudian tak lama dia kembali melanjutkan kegiatan
menangisnya. Aku semakin bingung. Tuhan...aku harus bagaimana?
“Cupcupcup
jangan menangis sayang. Aku harus bagaimana supaya kau tidak menangis?” aku
mulai frustasi. Tangisnya tak lama kemudian mulai berkurang, hanya sisa isakan
yang masih ada.
“Jadi,
namamu siapa adik kecil?” tanyaku sambil tersenyum
“Hiks...namaku
Lolen.” jawabnya singkat sambil mengusap kedua matanya yang berair.
“Hmm...jadi
kenapa Lolen bisa ada disini?” tanyaku hati-hati sambil mengusap pelan
rambutnya.
“Hiks...lolen
tadi disuruh tunggu disini sama eomma. Katanya eomma mau pergi sebentar. Tapi
eomma perginya lama. Eomma ninggalin lolen hueeee” Lolen kembali menangis. Aku
semakin bingung. Bagaimana caranya agar dia tidak menangis lagi? Memang sih
panggilanku adalah Rongma. Tapi bukan berarti aku bisa dengan mudah
menghentikan anak kecil yang sedang menangis seperti sekarang ini.
“Lolen
sayang jangan menangis. Bagaimana kalau lolen sekarang masuk dulu ke dalam dorm
eonnie? Lalu kita bermain di dalam sambil menunggu eomma kamu datang.” Ajakku
lembut kepadanya. Ku lihat tangisnya kembali berhenti. Dia melihat padaku
dengan tatapan polosnya. Aigoo...lucunya anak ini.
“Baiklah
eonnie...tapi eonnie tidak akan jahat pada Lolen kan?” tanyanya dengan
takut-takut. Apakah tampang polos sepertiku ini bisa dibilang tampang orang
jahat? Hft lama-lama aku frustasi.
“Tidak
mungkin sayang. Eonnie orang yang baik. Kajja kita masuk.” aku pun memegang
tangannya dan mengajaknya masuk. Untung keadaan dorm sudah bersih...kalau tidak
aku pasti akan malu pada anak kecil ini.
“Eonnie...apakah
eonnie sendirian disini?” lolen bertanya sambil melihat keadaan sekelilingnya
yang memang sepi. Aku pun menghela nafas panjang.
“Sebenarnya
tidak. Eonnie tinggal dengan 6 orang adik eonnie disini. Tapi mereka sedang
pergi sekarang. Kalau mereka sudah pulang, Lolen pasti bisa bermain dengan
mereka.” Ya itu juga kalau mereka pulang. Hari sudah siang tapi kenapa mereka
belum pulang juga? Apakah mereka tersesat? Sepertinya tidak mungkin. Aku
sebenarnya daritadi sudah menghubungi mereka. Tapi sial telepon genggam mereka
tidak ada yang aktif.
“Oh
begitu...eonnie aku bosan. Aku ingin menonton.”
“Baiklah...mari
kita lihat acara TV siapa tau ada yang menarik.” Kemudian aku menyalakan
televisi. Apa ini? Di hari sabtu seperti ini kenapa semua acara TV rata-rata
adalah drama percintaan? Lolen tidak mungkin menonton acara seperti ini. Aku
pun mencari akal. Aha! Aku tau.
Aku
berlari menuju kamar Hayoung, meninggalkan Lolen yang sepertinya sedang asyik
bermain dengan remote TV. Di kamar Hayoung, ternyata berantakan sekali. Aku
mencari sebuah barang. Ketika mencari, aku pun menemukan sesuatu. Sebuah
tanggal berbentuk badan Rilakkuma. Karena iseng, aku mengambil tanggal
tersebut. Siapa tau Hayoung merencanakan
sesuatu karena ku lihat ada beberapa tanda yang terdapat di masing-masing
tanggal itu.
Ketika
sampai di bulan Maret, aku menemukan sebuah tanda di tanggal 3. Ya...itu adalah
hari ulang tahunku dan hari itu adalah hari ini. Namun, sepertinya mereka semua
lupa dengan hari spesialku itu. Entahlah...tapi memang benar buktinya tak ada
satupun teman-teman satu agency ku dari Cube yang mengucapkan selamat kepadaku.
Biasanya dari pagi, para sunbae dan hoobae ku tidak pernah lupa.
“EONNIE.......”
aku tersadar dari lamunanku. Sepertinya, Lolen memanggilku. Aku pun bergegas
untuk mencari barang yang aku cari. Hore! Akhirnya ketemu.
“Mian,
eonnie tadi mencari sesuatu dulu. Ini yang eonnie cari hehe.” Jawabku sambil
menunjukan DVD Pororo yang sekarang ada di tanganku. Aku tau maknae masih
menyimpan barang-barang seperti ini, makanya aku mencari ditempatnya.
“Yey!
Lolen suka Pororo.” Lolen berteriak senang saat aku menunjukkan DVD Pororo
tersebut. Aku tau, anak-anak kecil di dunia khususnya di Korea saat ini sedang
terkena demam Pororo. Menurutku, pinguin kecil itu memang lucu. Maka dari itu,
tidak salah banyak orang yang menyukainya termasuk aku. Tapi...aku tidak
separah Lolen sih hehehe
“Eonnie...ayo nyalakan film ini.”
pinta Lolen sambil menarik bajuku.
“Baiklah...tunggu
sebentar.” Sambil memasang DVD itu, aku pun melirik jam. Ya ampun...sudah jam
12 siang dan mereka belum pulang juga? omelku dalam hati. Setelah DVD Pororo
tersebut terpasang, aku pun duduk kembali di sebelah Lolen dan menemaninya
menonton. Entah karena kelelahan...aku pun tertidur ketika mendengarkan musik
yang dimainkan oleh kartun tersebut.
-00-
Dering
telepon genggamku, tiba-tiba saja membuatku terbangun. Aku pun langsung
menjawab tanpa melihat siapa yang ada diseberang sana, yang sedang meneleponku.
“Yeobosseyo?”
tanyaku membuka percakapan.
“Cho...ini
aku Minho. Apakah kau sedang di rumah?”
“Iya
aku sedang di rumah, memangnya kenapa?” Aku menguap sebentar saat menjawabnya. “Tidak. Aku ingin mengajakmu pergi ke taman
bermain. Apakah kau sedang sibuk?”
“Hah?
Tumben sekali...sebenarnya aku sedang sibuk me-“ aku refleks menoleh ke arah
sebelahku. Ya ampun....dia kemana?
Tanpa
menghiraukan Minho yang daritadi memanggil namaku di telepon, aku tetap mencari dia. Ya! Lolen... dia
kemana??? Terakhir aku meninggalkannya karena tertidur, aku ingat dia masih ada
di sebelahku sambil menonton Pororo. Tapi...tapi kemana dia sekarang? Jeritku
dalam hati.
Aku
mencari ke segala sudut ruangan. Tidak ada...tidak ada...aku ingin menangis.
Apakah eommanya sudah menjemput dia? Tapi kenapa mereka tidak pamit dulu
kepadaku?
“Oppa...tolong
aku. Cepatlah datang ke dormku sekarang juga.” aku mulai menangis ketika berbicara
dengan Minho. Sebenarnya umurku dan dia tidak jauh berbeda, kita satu lines.
Tapi aku sudah terbiasa sejak dulu memanggilnya oppa. Memang aneh, tapi
sepertinya Minho sudah terbiasa dengan itu semua.
“Kau
kenapa cho? Baiklah aku akan ke sana sekarang juga. Jangan menangis.” Minho
mencoba untuk menenangkanku. Aku terduduk lesu di sofa. Pikiranku kalut karena
Lolen. Aku takut...saat tertidur tadi, dia pergi ke luar dan ternyata dia
diculik oleh orang jahat! Tidak...aaaaaaargh. Aku terisak saat memikirkan itu.
Bagaimanapun
juga, walaupun baru kenal tapi sebenarnya aku sangat menyesal jika Lolen
sekarang benar-benar diculik orang jahat. Aku sangat menyayangi anak
kecil...membayangkannya saja sudah membuatku ingin menangis.
Ting...Tong...Ting...Tong
Suara
bel dorm berbunyi. Itu pasti Minho! Ketika membuka pintu, tanpa bu-bi-bu(?) aku
pun langsung memeluknya. Aku menangis dipelukannya. Aku takut...aku takut
terjadi apa-apa dengan Lolen. Minho sepertinya kaget dan bingung. Namun,dia
mencoba untuk menenangkanku dengan cara membalas pelukanku.
“Kau...kau
kenapa Cho? Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau menangis?” tanya Minho pelan sambil mengusap pelan
punggungku. Aku merasa nyaman ketika dia melakukan hal itu. Minho itu
sebenarnya adalah teman dekatku sejak beberapa tahun yang lalu. Kami pertama
berkenalan di sebuah acara musik. Dia seperti sahabatku sendiri...aku juga tak
tau kalau sekali waktu semua perasaan ini akan berubah haha pikiranku mulai
kacau.
“Jadi
begini oppa...” aku menceritakan semuanya. Dari mulai pertemuan pertama dengan
Lolen, sampai pada saat dia hilang secara tiba-tiba.
“Hmm...begitu
ceritanya.” Aku tiba-tiba sadar, sejak tadi posisiku belum berubah. Aku pun
melepaskan pelukanku tersebut dengan salah tingkah. Aku menunduk sambil menggaruk-garuk
kepalaku yang tidak gatal. Aku sangat malu sekali untuk melihat wajah Minho
sekarang.
“M..maafkan
aku. Aku terlalu terbawa suasana sampai-sampai memelukmu seperti tadi oppa
hehe.” Aku tersenyum garing saat melihat ekspresi wajahnya yang susah ditebak.
“Tidak
apa-apa Cho, santai saja. Oh ya jadi kau maunya bagaimana habis ini?
Mencarinya?” tanya Minho sambil tersenyum hangat kepadaku.
“Iya...sepertinya
begitu. Aku akan tenang, jika nanti di luar aku melihat Lolen sudah bersama
eommanya.” Jawabku sambil menundukan kepalaku dengan lemas. Tiba-tiba Minho
menggenggam tangan kananku.
“Ayo
kita cari dia di luar” dia pun menarik tanganku lalu mengajakku pergi ke luar.
Aku mengikutinya dengan wajah bingung. Aku pun masuk ke dalam mobil yang
dikendarai oleh Minho. Minho menyetir mobil dengan pelan supaya aku bisa
melihat keadaan sekitar. Siapa tau aku bertemu dengan Lolen...hft aku menyesal.
Kalau saja aku tidak meninggalkannya tidur, mungkin kejadiannya tidak akan
seperti ini.
“Cho...apakah
kau sudah makan?” suara Minho memecah keheningan.
“Belum
oppa...aku sedang tidak nafsu makan.”jawabku pendek.
“Kau
harus makan atau nanti kau akan sakit.”
“Nanti
saja oppa.”
“Kau
ini keras kepala sekali. Ini sudah sore dan kau belum makan? Oh iya bagaimana
kalau kita berhenti di taman bermain yang tidak jauh dari sini. Bukankah kau
suka dengan burger? Siapa tau juga kita bisa menemukan Lolen disana.” ajak
Minho kepadaku sambil berkonsentrasi dengan keadaan jalan yang saat itu sedang
lumayan padat.
“Ah!
Kau pintar sekali oppa. Siapa tau Lolen dan eommanya sedang bermain disitu.”
Aku masih sangat berharap sekali kalau Lolen sekarang sedang bersama eommanya.
Aku berharap sekali....
“Nah...gadis
pintar.” puji Minho sambil tertawa.
-00-
Keadaan
taman bermain saat itu lumayan sepi dari biasanya. Mungkin, hari ini
orang-orang lebih memilih untuk jalan-jalan di pusat perbelanjaan seperti yang
dilakukan dongsaeng-dongsaengku saat ini. Aku jadi teringat sesuatu. Aku kan
belum minta ijin pada mereka untuk pergi. Hah...sudahlah memang mereka peduli
padaku.
“Oppa...aku
lapar.” rengekku pada Minho. Aku menyesal tadi sudah mengatakan bahwa aku tidak
lapar. Karena kenyataannya...aku sangat lapar sekali sekarang.
“Baiklah.
Kau tunggu sebentar disini, aku akan membelikanmu burger dulu.” Jawab Minho
sambil mengacak rambutku pelan. Aku cemberut tapi tak lama kemudian aku
tersenyum sambil mengangguk ke arahnya.
Aku
sibuk memainkan iPhone ku yang dari tadi tidak bersuara. Aku membaca semua
pesanku. Aku tersenyum kecil saat melihat semua isi pesanku dengan Minho. Lucu
sekali...dia terkadang bisa lebih dewasa daripada aku yang berumur 9 bulan di
atasnya. Aku sempat menolak ketika awalnya dia ingin memanggilku noona.
Menyebalkan sekali...kesannya aku 10 tahun lebih tua daripada dia.
5
menit....10 menit...30 menit...Minho tidak juga kembali. Dia membelikanku
burger di mana sih? Kenapa lama sekali? Untuk mengusir rasa bosanku, aku pun
berjalan-jalan di sekitar taman itu. Taman bermain itu baru saja dibangun, dan
aku belum terlalu hapal area disana. Aku berharap saat berjalan nanti aku bisa
bertemu dengan Lolen ataupun Minho.
Hari
sudah mulai terasa gelap. Aku melihat jam ditanganku, ternyata sudah hampir jam
7 KST. Aku belum menemukan Minho ataupun Lolen. Ketika aku bermaksud untuk menghubunginya,
aku menemukan suatu kenyataan bahwa....baterai telepon genggamku habis!
Tuhan...bagaimana ini?
“Perhatian...perhatian...bagi
para pengunjung diharapkan untuk segera keluar dari taman bermain karena waktu
berkunjung sudah habis.” Apa? Kenapa aku baru tau kalau taman bermain ini
mempunyai batas waktu kunjung yang singkat. Aku pun semakin cemas, aku melihat
sekelilingku. Gelap...aku tak tau ini dimana.
Aku
mencoba untuk mencari bangunan yang kira-kira terdapat petugas yang bisa
membantuku keluar dari sini. Aku takut mereka tak tau kalau masih ada
pengunjung yang terjebak disini. Aku takut...aku takut....dan aku akhirnya
menangis lagi untuk kesekian kalinya hari ini. Aku terduduk sendirian di
pinggir jalan yang ada di taman bermain itu. Kepalaku aku tenggelamkan di
antara kedua pahaku. Aku menangis terisak disana. Aku sudah menyerah. Kenapa
hari ini aku sial sekali.
Tiba-tiba,
ada sebuah tangan kecil yang mengusap kepalaku. Aku kaget, dengan perlahan aku
menegakkan kepalaku untuk melihat siapa yang mengusap kepalaku. Ternyata...
“LOLEN!!!”
aku langsung memeluknya dengan erat. Ternyata anak ini tidak apa-apa. Aku
bahagia sekali melihatnya sehat dan tidak terluka. Aku menangis saat
memeluknya.
“Eonnie...kenapa
menangis?”tanya Lolen bingung. Aku melihat ke arahnya sambil tersenyum.
“Eonnie
tidak apa-apa sayang. Hmm...kenapa Lolen bisa ada di sini?” aku bertanya sambil
mengusap pipinya yang hangat. Dia hanya tersenyum sambil menarik tanganku. Dia
ingin mengajakku kemana?
Aku
semakin bingung ketika aku diajak ke suatu tempat yang gelap dan sepi.
Tiba-tiba....
“HAPPY
BIRTHDAY PARK CHORONG!!!” Aku berdiri lemas saat melihat pemandangan yang ada
di depanku. Semuanya...semuanya ada di depanku sekarang. Aku menangis semakin
hebat saat melihat member-member A Pink, para sunbaeku di BEAST ataupun
4minutes dan teman-temanku ada di hadapanku sekarang. Mereka semua mengerjaiku
sial!
“KALIAAAAN.”
Aku berlari ke arah mereka semua sambil mengajak Lolen yang daritadi tertawa
melihat kelakuanku.
“Eonnie...kenapa
kau menangis?” Yookyung bertanya sambil menahan...tawanya yang menurutku sangat
menyebalkan aaaargh. Ku lihat oppa-oppa ku di Beast juga tertawa puas saat
melihat tampangku sekarang.
“Kalian
semua jahat padaku.” Kataku sambil menjitak kepala Bomi, Eunji, Naeun,
Yookyung, Namjoo dan Hayoung. Mereka semua menggerutu kesakitan dan aku tertawa
puas HAHAHA.
“YA
APPO! Eonnie kajja tiup lilinnya lalu kita potong kuenya. Aku sudah tak sabar.”
ajak Namjoo sambil menunjukan wajah rakusnya.
“Sebentar,
dia...” aku melihat sekelilingku mencari seseorang.
“Kau
mencariku ya?” tiba-tiba suara seseorang menepuk pundakku.
“Minho
oppa...kau darimana saja hah? Katanya mau membelikanku burger, tapi mana?” aku
bertanya kepadanya sambil cemberut.
“Kau
mau tau? Jadi begini....”
#FLASHBACK
“Yeobosseyo?”
“Annyeong
oppa...ini aku Eunji. Bisakah kau membantu kami?”
“Kalau
aku bisa, pasti aku akan membantumu. Apa yang bisa aku bantu?”
“Begini
oppa. Tanggal 3 nanti kan Chorong eonnie akan berulang tahun. Rencanya aku dan
yang lain ingin memberikan kejutan padanya.”
“Terus...apa
yang harus aku lakukan?”
“Kau
cukup mengajaknya pergi ke taman bermain yang baru dibuka itu. Nanti kau
tinggalkan dia sendirian disana. Biarkan dia tersesat hahaha”
“Kau
ini jahat sekali ya. Tapi apakah dia tidak curiga kalau aku tiba-tiba
mengjaknya pergi ke taman bermain?”
“Kau
tenang saja oppa. Nanti akan ada Lauren yang menjadi alasan kuat supaya dia
tidak curiga saat kau mengajaknya ke taman bermain.”
“Baiklah.
Aku akan membantu kalian.”
“Gamsahamnida
oppa...aku harap kau cepat menyatakan semuanya kepada dia hahaha”
“Menyatakan
apa?”
“Ah
pikir saja sendiri. Annyeong oppa.” Eunji pun menutup sambungan telepon sambil
tertawa jahil. Member-member A Pink lainnya kecuali Chorong melihatnya sambil
bertanya-tanya.
“Kenapa
kau tertawa? Apakah Minho oppa mau membantu kita?” tanya Naeun penasaran.
“Tenang
saja...dia akan membantu kita.” jawab Eunji sambil mengacungkan jempolnya dan
menunjukkan “eyesmile”nya.
“Hahaha
tidak percuma ya saat MAMA 2012 kemarin kau menjadi MC berpasangan dengan Minho
oppa.” Bomi berkomentar sambil tertawa keras.
“Tidak
juga sih. Tapi aku yakin Minho oppa mau membantu kita karena ada sesuatu.”
Semua member A Pink melihat ke arah Eunji. Mereka bingung, apa maksud dari kata-kata
Eunji.
“Sesuatu?
Maksudmu?” Namjoo semakin penasaran.
“Kita
lihat saja nanti.”
#FLASHBACK END
“YA
JADI INI SEMUA JUGA ULAHMU CHOI MINHO?”
tanyaku sambil memukul pundaknya dengan pelan.
“HAHAHA
maafkan aku. Aku melakukan ini semua juga ada alasannya.” Minho tersenyum
kepadaku.
“Alasan?
Alasan apa?” aku kembali bertanya sambil menunjukkan wajah bingungku.
“Alasannya...karena
aku mencintaimu. Aku ingin memberikan kenangan indah di hari ulang tahunmu yang
ke 22 tahun.” Jawabnya pelan sambil memegang kedua tanganku. Deg....darahku
tiba-tiba beku. Lidahku kaku tidak bisa berucap apa-apa saat mendengar kalimat
itu. Dia mencintaiku? Apakah ini sebuah mimpi?
“Oppa...kau
mengerjaiku lagi yah?” tanyaku pelan sambil tertawa. Tidak...semua ini pasti ulah
jahil mereka untuk mengerjaiku.
“Tidak...aku
sungguh-sungguh. Aku mencintaimu Park Chorong...would you be mine?” aku pun
diam setelah mendengar kata-katanya yang keluar dari bibirnya tersebut. Semua
orang yang ada disana pun diam sambil menunggu jawabanku.
“Eonnie...ayo
cepat jawab.” Lolen tiba-tiba menaruh tangannya di atas tanganku dan Minho. Aku
bingung...perasaanku tidak karuan sekarang.
“Oppa...maafkan
aku tapi...”jawabku hati-hati.
“Tapi
apa? Apa kau tidak mencintaiku juga?” tanya Minho sambil menggegam tanganku
makin erat.
“Maafkan
aku...karena aku mencintaimu juga.” aku berkata pelan tapi...ini semua hampir
membuatku mati suri. Aku masih terus menunduk. Aku malu apalagi saat mendengar
suara teman-temanku yang memberikan selamat kepadaku dan Minho.
“Park
Chorong...liat aku.” Minho mengangkat daguku. Aku pun pasrah. Wajahku memerah saat aku melihat senyum di
wajahnya. Sahabatku...selama ini yang aku anggap sahabatku, ternyata sekarang
adalah namjachinguku. Tiba-tiba Minho mendekatkan wajahnya kepadaku. Aku hanya
bisa menutup mata untuk menerima segala perlakuannya. Semakin lama, nafas itu
semakin dekat...dan dekat...terasa di sekitar wajahku.
“EONNIE...OPPA!!!!
INGAT ADA ANAK KECIL DISINI!!!” Hayoung tiba-tiba berteriak sambil membawa
pergi Lolen yang dari tadi ternyata ada di antara aku dan Minho. Hayoung
langsung menutup mata Lolen.
“Hayoung-ah...kau
tidak sadar umur hah? Bukannya kau juga belum berumur 17 tahun?” kata Eunji
sambil memukul kepala Hayoung yang langsung berteriak kesakitan dan
mengusap-usap kepalanya. Semua orang pun tertawa melihat kelakuan mereka bedua.
Minho memelukku erat sambil mengusap rambutku. Tuhan...terimakasih untuk hari
ini♥
-00-
Author beneran envy pas nulis FF ini. Masalahnya Minho sama
Chorong itu bias author semua;____; Ini FF OS author yang pertama hihihi
biasanya Author nulis FF Chapter sih-_-)/ jadi maaf yah kalo ceritanya rada
maksa atau gimana. Ditunggu komennya yaa readersJ
Sekali lagi...Happy Birthday Chorong Eonnie!
♥
1 komentar:
makasih gan buat infonya
Post a Comment