Friday, February 22, 2013

[FF EunSeob] A Short Journey

Diposkan oleh Annisa Mandasari di 7:33 PM 1 komentar



Author : @nisamanda

Genre : Romance

Cast :

Jung Eunji

Yang Yoseob

Other Cast yang masih samar-samar(?)

Length : Chapter

Rate : PG 13

ANNYEOOOOOOONG!!!! Author balik nih dengan FF chapter baru. Pasti pada bingung yah kenapa Author bikin FF Chapter lagi sedangkan FF Monster pun belum ada kelanjutannya? Sebenernya...author udah mulai ngelanjutin sih tapi masih pengen bikin kalian kepo aja muehehehe :p Yaudah, FF ini author buat dari pengalaman pribadi(?) temen author di RP. Enjoy it jangan lupa kritik dan sarannya yah^^

-00-



                Seorang gadis duduk sendirian di sebuah halte bus yang terletak di sebuah jalan kecil di kota Busan. Sedari tadi, dia sibuk melihat jam yang berwarna biru muda di pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang KST. Namun, bus yang dari tadi dia tunggu belum datang juga. Dia tidak begitu khawatir kalau pun bus itu nantinya tidak akan datang untuk menjempunya juga. Toh, dia memang tidak mau pergi dari kota itu.
                Ya...kalau bukan karena sesuatu hal, mungkin dia tidak akan pernah pergi dari kota kecil ini. Kota yang sangat dicintainya, kota yang menjadi saksi semua cerita hidupnya.  Juga kota yang mengenalkannya pada orang-orang yang sangat dia sayangi hingga saat ini. Termasuk sahabatnya, Yoon Bomi.
                Sepertinya, hari ini bukan hari keberuntungannya. Sebuah bus berwarna kuning berhenti di depannya saat ini. Dia sempat ragu-ragu ketika hendak naik ke dalam bus tersebut. Tapi...sedetik kemudian pikirannya pun berubah. Dengan berat hati, akhirnya dia pun memandang kota Busan dari dalam bus tersebut dengan wajah sendunya.

-00-

Eunji POV

                Namaku Eunji. Lebih lengkapnya adalah Jung Eunji. Saat ini, aku adalah siswi yang duduk di bangku akhir sekolah menengah atas di Kota Seoul. Sebenarnya...ini adalah hari pertamaku masuk sekolah. Aku adalah murid pindahan dari Busan. Busan, sebuah kota kecil yang sangat aku cintai.
                Sebenarnya aku terpaksa pindah ke sini karena suatu alasan. Orang tuaku sudah pensiun dari pekerjaannya. Mereka sepertinya kurang sanggup untuk membiayaiku kuliah nanti. Tapi, untungnya ada teman baik umma dan appa di Seoul yang bersedia untuk membiayai kuliahku sampai aku lulus nanti. Hanya syaratnya aku harus tinggal di sana untuk menemaninya. Kata appa dari dulu ia menginginkan anak perempuan. Tapi, sayangnya Tuhan berkehendak lain. Seumur hidupnya, dia hanya mempunyai seorang anak. Itu pun anak laki-laki. Padahal kenyataannya dia sangat menginginkan anak perempuan.
                Makanya, ketika mendengar keadaan appaku, sahabat appaku itu sangat berharap agar dirinya bisa mengurusku. Mulanya, appa dan umma sangat ragu-ragu untuk mengambil keputusan. Mereka sangat sedih bila harus tinggal berjauhan denganku, tapi di sisi lain mereka sangat peduli dengan masa depanku. Lagipula, aku adalah seorang anak manja. Namun, akhirnya hati mereka luluh juga oleh segala rayuan yang diluncurkan oleh Nyonya Jung, nama sahabat appa tersebut.
                Setelah menempuh beberapa jam perjalanan yang lumayan meleleahkan, aku pun akhirnya sampai di Seoul. Sebenarnya, aku sudah beberapa kali pergi ke kota ini. Tapi, tetap saja aku masih merasa “wah” ketika melihat deretan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di sisi-sisi kota. Aku tidak percaya...akhirnya aku bisa tinggal di sini.
                Turun dari bus, aku langsung mencari taksi untuk menuju rumah Jung ahjumma. Setelah berkeliling-keliling lumayan lama, aku pun akhirnya sampai di rumah Jung ahjumma. Aku sempat terpana melihat kemewahan rumah beliau. Benar-benar rumah yang sangat indah! Dengan segala tatanan rumah bergaya klasik dan terdapat patung berbentuk manusia yang terletak di pelataran rumahnya.
                Aku pun mengetuk pintu rumah tersebut dengan hati-hati. Rumah tersebut memang tidak memiliki pagar. Aku sempat berpikir bagaimana kalau suatu hari nanti ada orang jahat yang berniat untuk merampok isi rumah ini. Tapi semua pertanyaanku pun terjawab ketika melihat seperangkat cctv yang berada di setiap sudut rumah bagian luar.
                Satu menit...dua menit...tiga menit...tetap tidak ada jawaban. Aku pun melihat keadaan sekelilingku, berharap ada orang yang akan menolongku untuk masuk ke rumah ini dengan aman. Aku baru sadar ketika melihat sebuah bel yang menempel di tembok sebelah pintu tersebut. Jung Eunji...kau benar-benar bodoh! Kenapa dari tadi aku tidak menggunakan bel ini saja? rutukku dalam hati. Setelah memencet bel tersebut, pintu besar itu pun terbuka lalu terlihat seorang wanita tua yang memandangku sambil tersenyum. Apakah itu Jung ahjumma?
                “Annyeong.” Sapaku ramah sambil membungkuk kepada wanita tersebut.
                “Annyeong. Apakah kau nona eunji?” dia membalas sapaanku dengan ramah.
                “Ne...aku adalah Eunji.” Aku mengangguk antusias.
                “Baiklah nona eunji...silahkan masuk.” Wanita itu pun kemudian menuntunku masuk ke dalam rumah tersebut. Ternyata rumah tersebut tidak hanya terlihat bagus dari luarnya saja. Interior yang ada di dalam rumah tersebut juga ternyata sangat indah. Aku sangat terkagum-kagum di buatnya.
                “Nona eunji...perkenalkan namaku adalah Lee Hyeonra. Aku adalah kepala pembantu rumah tangga di sini.” Dia memperkenalkan diri saat mengajakku masuk ke dalam rumah.
                “Bangapseumnida...oh ya bagaimana dengan pemilik rumah ini? Apakah aku bisa bertemu dengannya?” tanyaku hati-hati kepada Lee ahjumma.
                “Sebentar lagi kau akan bertemu dengannya.” Jawabnya sambil membukakan sebuah pintu besar berwarna putih yang terletak di tengah ruangan. Ketika di buka, ternyata terdapat sebuah rak buku besar yang terlihat dari luar ruangan. Di pojok ruangan, terdapat sebuah sofa yang diduduki oleh seorang wanita yang sedang sibuk membaca bukunya. Lee ahjumma pun mengajakku untuk mendekati wanita tersebut.
                “Nyonya...dia yang kau tunggu sudah datang.” Kata Lee ahjumma sambil menunjukku. Wanita tersebut pun melihat ke arahku, dia sempat memperhatikanku dari atas sampai bawah. Tak lama kemudian dia pun tersenyum.
                “Annyeong. Perkenalkan...aku adalah Jung Hyeri teman ayah dan ibumu.” tanyanya lembut kepadaku sambil memperkenalkan diri. Oh...jadi ini adalah Jung ahjumma. Cantik. Masih terlihat muda walaupun sebenarnya umurnya sudah berkepala lima.
                “Annyeong Nyonya Jung...mohon bantuannya.”aku berkata hati-hati kepadanya. Aku takut omonganku akan menyinggung perasaannya. Ku lihat dia menyipitkan matanya sambil memandangku.
                “Nyonya? Kenapa kau memanggilku seperti itu? Panggil aku umma. Anggap saja aku adalah umma angkatmu.” aku terdiam. Sungguh baik sekali wanita ini. Aku terharu.
                “Ba...baiklah umma.” aku gugup ketika pertama kali memanggilnya seperti itu.
                “Jangan gugup seperti itu Eunji-ah...anggap saja ini adalah rumahmu sendiri.” dia mengelus rambutku yang kini sedang duduk di sebelahnya. Dia mulai banyak bercerita padaku bahwa dia dari dulu sebenarnya sangat menginginkan anak perempuan hadir di tengah-tengah keluarganya. Saat tahun ke tiga usia pernikahannya, ternyata dia mendapatkan seorang anak laki-laki. Dia tidak pernah menyesal akan itu dan dia masih percaya bahwa suatu saat nanti Tuhan pasti akan memberikannya seorang anak perempuan yang cantik. Tapi, sepertinya harapannya itu sia-sia karena dua tahun setelahitu, rahim yang ada di kandungannya di angkat karena dirinya menderita penyakit kanker rahim.
                “Setelah suamiku meninggal, kini umma hanya hidup berdua dengan Yoseob saja. Tapi, umma merasa sangat kesepian saat ini. Yoseob sering pulang malam bahkan dia jarang bertemu dengan umma.” Lanjutnya dengan mimik muka yang sedih.
                “Ya ampun ahjumma memangnya dia pergi kemana saja setiap hari?”tanyaku kepadanya. Aku benar-benar gemas dengan anak lelaki Jung umma tersebut. Apa dia tidak bersyukur mempunya ibu sebaik Jung umma?
                “Dia sibuk bermain dengan teman-temannya. Padahal sebentar lagi dia akan menghadapi ujian akhir. Kalau saja appa nya masih ada...” omongan Jung umma pun terputus. Pandangannya menerawang ke depan. Aku tau hatinya sedih saat ini. Ibu mana yang tega untuk bersikapn keras pada anaknya? Memang...peran ayah sangat penting dalam suatu keluarga. Aku jadi rindu ayahku.
                “Sudahlah umma...sekarang kan sudah ada aku. Aku akan menemani umma disini. Oh ya apakah umma sudah makan?” aku menghibur Jung umma.
                “Ah kau ini manis sekali eunji-ah. Umma belum makan. Bagaimana kalau kita makan bersama?” umma terlihat lebih ceria daripada sebelumnya. Sepertinya, dia terhibur dengan kedatanganku.
                “Kajja umma kita makan!” aku pun menarik tangan Jung umma dengan jurus maut aegyoku. Jung umma pun pasrah dan akhirnya menemaniku untuk pergi ke ruang makan. Aku berjanji akan membuat Jung ahjumma terus tersenyum mulai dari sekarang.

-00-

                Yoseob POV
                Aku memasuki halaman rumahku dengan tidak bersemangat. Aku sangat bosan bila berada di sini. Hanya berdua dengan umma saja, itu pun umma sibuk dengan dunianya sendiri. Buku? Apa menariknya dunia itu? Kalau aku tidak sayang dengan umma, mungkin sudah dari dulu aku ingin hidup sendiri. Hidup di apartement seperti kebanyakan teman-temanku. Menurutku hidup mereka sangat indah sekali. Bebas....tidak ada yang mengatur, sepertiku.
                Aku membuka pintu rumah yang ternyata tidak dikunci. Mungkin Lee ahjumma sudah hafal dengan jam pulangku yang sangat larut untuk remaja seusiaku. Aku masuk ke dalam rumah dengan perasaan bingung. Biasanya, ketika aku masuk keadaan rumah sudah gelap gulita dan hanya ada sedikit sumber cahaya yang berasal dari lampu meja yang terletak di pojok ruang tamu. Tapi, keadaan yang aku lihat sekarang sangat berbeda! Aku melihat keadaan rumah saat ini masih terang benderang dan ada....suara umma?
                Dengan rasa penasaran, aku pun menuju ruang keluarga. Aku mendengar suara umma dan seseorang sedang tertawa. Biasanya, di jam seperti ini umma sudah tidur.
                “Aku pulang.” aku memberi salam ketika berdiri di belakang sofa yang sedang diduduki oleh umma dan seseorang. Umma pun berbalik ketika mendengar suaraku.
                “Oh...kau sudah pulang?” umma tersenyum kepadaku. Aku sepertinya sudah lama sekali tidak melihatnya tersenyum seperti itu.
                “Sudah umma. Umma kenapa belum tidur?” aku melirik seorang gadis yang sekarang tengah memperhatikanku. Siapa dia? Apakah dia pembantu baru di rumah ini? Sepertinya tidak mungkin. Kalau memang dia pembantu baru, kenapa dia berani sekali untuk duduk di sebelah rumah. Rasanya tidak mungkin.
                “Umma sedang asyik menonton acara komedi ini bersama dengan Eunji. Oh ya perkenalkan dia Jung Eunji. Dia anak teman umma yang waktu itu umma ceritakan dulu.” Aku mengangguk-angguk ketika mendengar penjelasan umma. Oh...jadi dia itu Eunji yang dulu diceritakan umma? Aku kira umma hanya bercanda ketika mengatakan bahwa akan ada seorang gadis yang tinggal di sini.
                “Oh begitu...annyeong eunji, namaku yoseob.” Aku menyodorkan tanganku kepadanya untuk berkenalan.
                “Hai yoseob-ssi.” Dia membalas sapaanku tanpa menyambut tanganku sama sekali. Ekspresinya dingin...dia tersenyum, tapi terlihat jelas bahwa senyumnya itu hanya sebuah senyum paksaan. Aku menurunkan tanganku. Umma juga terlihat bingung dengan sikap eunji padaku. Apakah dia benci kepadaku?

-00-

                Eunji POV
                “Aku pulang.” Suara seseorang tiba-tiba terdengar dari arah belakangku. Sejak tadi, aku dan Jung umma memang sibuk menonton sebuah acara komedi di televisi. Jung ahjumma sepertinya sangat bahagia, terlihat dari tawanya yang benar-benar lepas.
                Aku dan Jung ahjumma refleks menoleh ke belakang. Ternyata suara itu berasal dari seorang namja yang sepertinya aku tau siapa dia. Aku memperhatikannya dari atas ke bawah ketika dia mengajak ngobrol ibunya, atau lebih tepatnya mungkin hanya berbasa-basi belaka. Sungguh, dari awal bertemu saja aku sudah tidak begitu suka dengannya. Bertahun-tahun dia seperti ini, aku sangat kasihan dengan Jung ahjumma.
                “Oh begitu...annyeong eunji, namaku yoseob.” Dia tiba-tiba menyodorkan tanganku kepadanya untuk berkenalan. Aku bingung harus membalas uluran tangannya atau tidak karena sikapnya itu yang sangat aku tidak suka.
                “Hai yoseob-ssi.” Akhirnya aku memutuskan untuk tidak menyambut uluran tangannya. Aku hanya tersenyum kecil kepadanya. Senyum paksaan lebih tepatnya. Aku lihat dia sempat tercengang melihat sikapku. Tapi, aku tidak peduli terserah dia mau berpikir apa.
                “Baiklah umma kalau begitu aku tidur dulu.” Yoseob langsung pamit tidur pada ibunya. Aku melihatnya. Ada sepercik rasa bersalah pada diriku. Kenapa aku terlihat begitu membencinya?Padahal aku saja baru kenal dengannya.
                “Eunji-ah...kenapa kau melamun?” Jung umma menyadarkanku.
                “Tidak apa-apa umma. Mungkin aku lelah saja.” aku tertawa kecil padanya.
                “Oh kau lelah? Kalau begitu tidur saja. Umma juga sepertinya sudah mulai mengantuk.” Umma tersenyum padaku sambil mengelus lembut pundakku. Jung umma benar-benar seperti ummaku. Tapi, tetap saja tidak ada yang bisa menggantikan posisi ummaku.

-00-

                Untuk umma dan appaku tersayang...
                Hai umma dan appa! Aku sangat merindukan kalian. Jung ahjumma sangat baik padaku. Bahkan dia menyuruhku untuk memangginya dengan sebutan “umma”. Umma jangan cemburu ya hehehehe bagiku tidak ada yang bisa menggantikan posisi umma dan appa di hatiku. Oh ya, hari ini adalah hari pertamaku masuk di sekolah yang baru. Doakan aku yah semoga aku bisa sukses di kota ini!^^
                Aku menutup laptopku setelah menulis e-mail kepada appa. Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah. Aku sangat berharap kalau hari ini adalah hari keberuntunganku. Setidaknya, aku bisa mendapatkan teman baru.
                “Eunji-ah...bagaimana kalau kau berangkat dengan Yoseob saja pagi ini? Kalian kan satu sekolahan.” Jung ahjumma bertanya padaku saat kami bertiga sedang sibuk dengan sarapan kami masing-masing.
                “Hmm...tapi umma...” aaaaaa bagaimana ini? Aku masih tidak enak dengan kejadian tadi malam. Sekarang aku harus berangkat bersama Yoseob?
                “Tidak apa-apa kok. Aku tidak akan berbuat jahat padamu.” Yoseob tiba-tiba mengeluarkan suaranya. Sepertinya, dia merasa kalau aku tidak suka padanya. Aku melirik ke arahnya. Ku liat ekspresinya datar.
                “Hahaha kau ini. Aku tidak pernah berpikiran seperti itu.” Aku tertawa garing untuk mencairkan suasana. Ku lihat Jung umma juga tertawa mendengar perkataan Yoseob tadi.
                “Baiklah, kalau begitu kalian berangkat bersama yah. Yoseob jagalah Eunji. Ingat ini adalah hari pertamanya di sekolah yang baru.” Jung ahjumma memberi petuah pada Yoseob.
                “Tidak usah repot-repot umma. Aku akan baik-baik saja kok.” Jawabku meyakinkan Jung umma. Aku tidak mau kalau nanti Yoseob akan mengikutiku kemana-mana untuk menjagaku. Menyebalkan sekali.
                “Siapa juga yang mau menjaga yeoja jutek sepertimu?” Yoseob berkata acuh. Siaaaal....dia benar-benar menyebalkan.
                “Sudah sudah jangan berdebat. Ayo cepat habiskan sarapan kalian, nanti kalian terlambat.” Jung umma hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat kelakuan kami berdua. Aku pun hanya bisa mendengus kesal. Sabar...sabar...kalau kau bukan anak Jung umma, mungkin sudah dari dulu aku.....ah sudahlah, rutukku dalam hati.
                Selama perjalanan menuju sekolah, aku hanya diam tidak berminat untuk memulai pembicaraan dengan Yoseob. Dia pun sepertinya sedang berkonsentrasi dengan jalanan yang sekarang ada di hadapannya. Aku sedari tadi hanya memainkan telepon genggamku sambil berkirim pesan dengan sahabatku, Bomi.
                From: Bomi
                Eunji-ah...aku iri denganmu! Kau sangat beruntung bisa bersekolah di Seoul T^T
                Aku hanya bisa menghela nafas panjang ketika membaca isi pesan Bomi. Beruntung? Ya aku memang beruntung karena bisa berkenalan dengan Jung umma. Tapi...sepertinya aku sedang tidak beruntung saat ini.
                Sent to: Bomi
                Beruntung?Sepertinya aku sedang sial pagi ini karena satu mobil dengan seorang monster
                Aku tertawa pelan ketika memencet tombol “kirim” untuk pesan tersebut. Monster? Ya...Yoseob memang pantas untuk di sebut sebagai seorang monster atau mungkin vampire?
                “Beruntung?Sepertinya aku sedang sial pagi ini karena satu mobil dengan seorang monster. Siapa yang kau maksud dengan monster?” Yoseob tiba-tiba mengulangi isi pesanku pada Bomi. Ya ampun...sejak kapan dia membaca isi pesanku? Dan sejak kapan mobil ini berhenti?
                “Kau.....benar-benar tidak sopan membaca isi pesan orang!”aku pun refleks memukul kepalanya.
                “Ya! Kenapa kau memukul kepalaku hah?” dia mengusap-usap kepalanya yang sepertinya tidak benar-benar sakit. Mungkin itu hanya aktingnya saja untuk membuatku merasa bersalah.
                “Itu karena kau tidak sopan membaca isi pesanku.” Jawabku pendek.
                “Oh begitu? Walaupun isi pesan itu sedang membicarakan diriku?” dia membalas dengan nada yang jujur...sangat menyebalkan.
                “Sudahlah lupakan. Kau merasa tidak? Kalau tidak, ya sudah.” Kenapa namja ini cerewet sekali?
                “Baiklah. Kalau begitu kau turun dari mobilku sekarang juga. Kita sudah sampai.” Yoseob memandang lurus ke depan. Sepertinya dia tidak begitu mempersoalkan masalah tadi.  Aku langsung melihat ke arah luar melalui jendela mobil. Ternyata sekolahku besar sekali......
                Aku pun turun dari mobil diikuti dengan Yoseob yang kini ada di belakangku. Aku begitu sibuk dengan rasa kagumku terhadap bangunan sekolah baruku yang benar-benar mewah sampai-sampai aku tidak sadar dengan keadaan sekitarku yang mulai berubah.
                “Lihat yeoja itu. Siapa dia? Beraninya dia berjalan di depan Yoseob oppa dengan wajah kampungannya itu.” Aku mendengar seorang yeoja berkata seperti itu kepada teman-temannya. Yeoja? Yoseob? Aku menoleh ke arah belakang. Di belakangku memang ada Yoseob....dan di depan Yoseob cuman ada aku seorang.
                “Siapa sih dia?pssts...ssspsst.” sepertinya semua orang mulai membicaraanku. Ada apa ini? Siapa sebenarnya Yoseob?Aku sibuk dengan pikiranku sendiri

-00-

                “Hey apakah kau sudah melihatnya?”Yeoja itu meremas ujung bajunya sendiri ketika mendengar pertanyaan itu.
                “Kau...tutup mulutmu! Aku sudah melihatnya. Tanpa kau beri tau juga aku sudah melihatnya.” Yeoja itu sepertinya sedang marah. Atau lebih tepatnya sangat marah.
                “Baiklah...maaf. Jangan marah padaku---“ Tuuut.......sambungan telepon itu pun terputus secara tiba-tiba.
                “Lihat saja nanti...” yeoja itu pun berbicara dengan dirinya sendiri sambil menyunggingkan sebelah bibirnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

-00-
               
Hayooo...seperti biasa author hanya mengingatkan "jangan lupa kritik dan saran untuk author ya" karena sesungguhnya kritik dan saran kalian sangat bermanfaat buat author. Terimakasih:)
                

Monday, February 18, 2013

[FF Drabble] Promise You

Diposkan oleh Annisa Mandasari di 10:06 PM 0 komentar


Author : @nisamanda

Genre : Romance

Cast :

Son Naeun

Oh Sehun

A Pink members

Length : Drabble

Rate : PG 13

Hai...author balik lagi dengan FF Drabble pertama author yang emang bener-bener singkat(?) hahaha jangan ada yang protes ya...ini emang FF Drabble dan bukan ONE SHOOT. Makanya pendek banget juga-_-)/ FF ini author tulis dalam waktu 2 jam. Sumber inspirasinya dari Huneun couple temen author di RP BAHAHAHA-_- nggg enjoy it:)

-00-

                Cuaca Kota Seoul saat ini sangat tidak menentu. Kadang dingin, kadang cerah, atau juga mendung seperti yang terjadi sekarang ini. Mungkin mereka ikut bersedih melihat keadaanku sekarang yang memang boleh dibilang sangat menyedihkan.
                Detik ini, aku masih terdiam. Duduk sendirian di sebuah taman. Taman yang memberikanku banyak kenangan. Kenangan yang bagiku sangat lucu, lucu bila aku mengingatnya di saat-saat seperti ini. Satu tahun yang lalu...hari di mana aku merasa menjadi yeoja paling beruntung di dunia ini. Ya itu semua karena Oh Sehun. Seorang namja yang sudah satu tahun ini menemani hari-hariku, melukiskan senyum di wajahku, bahkan kadang juga bisa membuatku menangis. Menangis karena ulahnya yang kadang terlalu kekanakan. Menangis karena ketidakpeduliannya jika dia sibuk dengan dunianya sendiri. Dunia gamers.
                Oh iya! Perkenalkan...namaku Son Naeun. Kini, aku duduk di tingkat akhir sebuah Sekolah Menengah Atas  di Seoul. Kau pasti bertanya kenapa aku sekarang duduk sendirian di sini seperti orang bodoh? Ya aku disini karena seseorang. Lebih tepatnya karena kenangan yang diberikan orang itu terhadapku.
                Hari ini adalah tepat satu tahun di mana seorang namja yang bernama Oh Sehun menyatakan cintanya padaku. Di taman ini...dengan tampang polos dan pemalunya, dia memberikanku setangkai mawar putih dan sebuah boneka berbentuk sapi berpita merah muda, yang ku beri nama “MooHun”.

                #FLASHBACK

                “YA! EON......APAKAH KAU MELIHAT TAS BELANJAANKU YANG BERWARNA MERAH MUDA TADI?” tanyaku sambil setengah berteriak kepada Eunji eonnie. Aku ingat...terakhir kali sebelum aku masuk ke WC di pusat perbelanjaan tadi aku menitipkannya pada Eunji yang menungguku di luar.
                “Hah? Bukannya semua belanjaanmu sudah lengkap? Coba ingat-ingat lagi...tadi kau membawa berapa?” Eunji mencoba untuk menenangkanku. Aku pun berusaha untuk mengingatnya. Aku ingat saat di mall tadi aku membeli sebuah gaun, dua pasang sepatu, dua buah boneka, dan....
                “Eon...seingatku tadi aku membawa empat tas belanjaan. Yang dua berwarna putih, satu lagi berwarna merah, dan...ini punya siapa? Aku tidak pernah membawa kantong belanjaan berwarna hitam seperti ini.” aku mengangkat tas belanjaan berwarna hitam yang saat ini ada di hadapanku. Aku ingat sekali dan mana mungkin aku lupa. Aku tidak pernah membawanya, aku yakin.
                “Bukan, itu bukan milikku. Coba kau buka isinya mungkin saja itu memang milikmu naeun-ah.” Pikiranku semakin kacau. Aku mencoba untuk merogoh isi tas belanjaan itu dengan perasaan yang sangat was-was. Aku takut...kalau ternyata tas belanjaan itu bukan milikku. Perlahan aku mulai merasakan benda apa yang ada di dalamnya, dan ternyata....
                “EONNIE....SEJAK KAPAN AKU MEMBELI BARANG SEPERTI INI.” aku berteriak frustasi setelah melihat benda apa yang ada di dalamnya. Satu tumpukan penuh video game. Sudah pasti ini semua bukan milikku, aku tidak pernah menyukai hal-hal seperti ini. Bagiku ini semua hanya membuang waktu dan membuang tenaga saja tentunya.
                “Sudah...tenangkan dirimu dulu. Memangnya isi dari tas belanjaanmu itu apa?” Eunji eonnie bertanya dengan hati-hati padaku.
                “Isinya...adalah belanjaanku di toko pakain dalam tadi dan sepertinya dompetku ada di sana juga hueeeeeee eonnie bagaimana ini?” aku mulai menangis. Kalau hanya pakaian dalam saja mungkin aku tidak akan segila ini. Dompet itu adalah hal terpenting bagiku saat ini sesudah aku debut bersama A Pink seperti saat ini. Ya...karena banyak terdapat kartu-kartu penting dan surat-surat penting yang ada di dalamnya. Aku terduduk lemas ketika membayangkan jika ada orang jahat yang menemukannya, lalu memanfaatkannya untuk kepentingan dirinya sendiri.
                Aku terduduk lemas sambil meratapi nasibku yang sungguh malang ini. Aku mengutuk kebodohanku sendiri yang begitu ceroboh meletakkan dompet di tas belanjaan. Aku menyesal kenapa tadi tidak membawa tas saja dari rumah. Ternyata kemalasanku hari ini membuatku sangat tersiksa.
                “Maafkan aku naeun-ah....aku tidak bisa menjaga tasmu dengan baik. Tadi memang aku meletakkannya begitu saja di bawah saat menunggumu keluar dari kamar kecil. Maafkan kecerobohanku.” Eunji tertunduk saat mengatakannya. Aku ingin menyalahkannya...tapi aku tidak tega. Bagaimanapun dia eonnieku juga dan sebenarnya ini semua bukan murni kesalahannya.
                “Tidak apa-apa eonnie. Aku mengerti mungkin kau tadi cukup kelelahan karena seharian jalan-jalan denganku. Maafkan aku jangan menyalahkan dirimu seperti itu eonnie.” Aku mengelus punggung Eunji. Aku tidak mau dia terus merasa bersalah karena semua peristiwa ini.
                “Tapi ini semua me---“
                Ting...tong...ting....tong....
                Tiba-tiba suara bel dorm kami berbunyi. Aku dan eunji eonnie pun saling berpandangan. Siapa yang datang malam-malam seperti ini? Apakah Chorong eon dan lainnya hari ini berencana untuk pulang cepat? Semua member A Pink kecuali Eunji eon dan aku, memang sedang pulang ke rumah mereka masing-masing untuk menghabiskan liburan tahun baru kami yang singkat ini. Dan rencananya mereka akan pulang lusa nanti.
                “Sebentar, aku akan membuka pintunya dulu eon.” Aku pun beranjak untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang malam-malam seperti ini. Suara bel dari tadi tidak berhenti berbunyi. Tidak sabaran sekali sih orang ini, keluhku dalam hati.
                “Seben...tar.” aku terpaku ketika melihat siapa yang ada di hadapanku saat ini. Aku sangat mengenalnya. Ya dia memang sekarang sudah menjadi salah satu orang terkenal di Korea Selatan, bahkan dunia.
                “Annyeong naeun-ssi.” sapa orang itu sambil membungkuk sedikit padaku. Aku masih tidak percaya dan terus saja sibuk dengan lamunanku sendiri.
                “Hai....halo....apakah ada yang salah?” namja itu berusaha untuk menyadarkanku dengan melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku yang dari tadi masih tetap diam sambil memandanginya.  Aku pun tersadar lalu tersenyum garing sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal saat menyadari semua kebodohanku.
                “A...annyeong sehun oppa. Maafkan aku. Aku terlalu kaget karena kedatanganmu yang tiba-tiba ke dorm A Pink.” Aku balas membungkuk sambil tersenyum berkali-kali padanya. Bukan senyum genit tentunya. Namja yang ternyata adalah Sehun oppa itu adalah salah satu namja yang sekarang sedang banyak dipuja oleh para yeoja seumuranku (bahkan lebih hehe). Sebagai member sebuah boyband rookie yang multitalenta, menurutku dia memang sangat pantas untuk memiliki banyak penggemar.
                “Hahaha gwaenchana naeun-ssi. Sebenarnya aku datang ke sini karena se---“ belum selesai Sehun menjawab, ternyata Eunji eonnie berteriak dari dalam dorm sambil berjalan menuju ke arah pintu depan.
                “NAEUN-AH...SIAPA YANG DATANG MALAM-MALAM SEPERTI I---“ Eunji eonnie sepertinya juga kaget saat melihat siapa orang yang datang ke dorm kami malam ini.
                “Annyeong noona.” Sehun menyapa Eunji sambil tersenyum dan membungkuk.
                “Annyeong sehun-ah. Kenapa kau bisa tiba-tiba datang ke sini?” Eunji membalas salam dari Sehun sambil bertanya kepadanya. 
                “Sebenarnya aku datang ke sini, karena ini...” Sehun menunjukkan sebuah tas belanjaan berwarna merah muda yang sangat aku kenal. Ya itu memang punyaku!
                “OPPA....TAS ITU MILIKKU AAAAAAA” aku tidak sadar dan langsung berteriak kegirangan saat melihat tas belanjaan itu. Aku bahagia karena ternyata tas belanjaan milikku itu ditemukan oleh orang yang tepat.
                “Iya aku tau naeun-ssi...makanya aku mengembalikannya padamu. Aku menemukan ada dompet di dalam tas belanjaan yang ternyata bukan milikku. Maaf tadi aku membukanya, aku ingin melihat identitas pemiliknya lalu mengembalikannya. Seperti tas belanjaan kita tertukar.” Jawab Sehun dengan tenang dan sambil tersenyum tentunya.
                “TERIMAKASIH BANYAK OPPA!!!” aku pun langsung memeluk Sehun oppa karena saking bahagianya. Aku sangat senang aaaaaaa terimakasih kau memang dewa penyelamatku oppa!
                “Ehem...” suara Eunji eon menyadarkanku. Aku pun langsung terdiam ketika sadar bahwa saat ini aku sedang memeluk Sehun oppa. Aku langsung melepaskan pelukanku itu sambil berkali-kali meminta maaf kepadanya. Ku lihat wajah Sehun oppa berubah menjadi agak salah tingkah.
                “Ma...maafkan aku oppa. Aku terlalu bersemangat hehehe.” Aku benar-benar bodoh saat ini. Aku memukul kepalaku pelan. Kau bodoh Son Naeun...bodoh sekali, jeritku dalam hati.
                “Hahaha santai saja Naeun-ssi. Aku tau kau selalu bersemangat.” Sehun oppa tertawa melihat tingkahku. Ku lihat Eunji juga tertawa puas saat melihat semua tingkah bodohku. Sial.
                “Oh iya, apakah kau ingin masuk dulu Sehun-ah?” Eunji memberikan tawaran pada Sehun. Benar juga...dari tadi kami belum mengajaknya masuk. Bodoh sekali aku hari ini.
                “Tidak usah repot-repot noona. Aku harus cepat-cepat pulang ke dorm. Aku takut nanti Suho hyung marah padaku. Mungkin lain kali aku akan mampir.” tolak Sehun secara halus.
                “Oh baiklah...kapan saja kau akan mampir ke sini, kami akan dengan senang hati menerimamu.” Jawab Eunji sambil mengacungkan satu jempolnya. Aku hanya ikut mengangguk dan tidak berani untuk berkomentar. Aku takut kebodohanku hari ini akan kumat lagi.
                “Hmm...kalau begitu aku pamit dulu ya noona dan naeun-ssi.”
                “Iya oppa hati-hati di jalan dan...oh iya panggil saja aku naeun, aku seumuran denganmu kok.” Jawabku sambil terkekeh.
                “Baiklah naeun-ah. Tunggu aku melupakan sesuatu!” sesuatu? Aku menatapnya dengan wajah bingung.
                “Oh mungkin ini yang kau maksud bukan?” Eunji eon menunjukkan tas belanjaan berwarna hitam yang tadi sempat membuatku frustasi.
                “Ya benar sekali noona! Ini tas belanjaanku. Terimakasih.” Sehun mengambil tas belanjaan itu dari tangan Eunji. Kalau dia tadi melihat isi dompetku, berarti tadi dia juga melihat....
                “Hmm...satu lagi naeun-ah kalau kau berbelanja barang-barang seperti itu, sebaiknya kau menyimpannya di dalam tas. Jangan sampai nanti tertukar dengan milik orang lagi.” Tuh kan....aaaaa kesialanku belum berakhir. Belanjaanku....semua pakaian dalam baruku.....wajahku langsung memerah ketika mendengar ucapan Sehun oppa. Eunji eon langsung tertawa keras saat mendengar hal itu.
                “I...iya oppa. Sekali lagi aku minta maaf.” Aku membungkukan badanku berkali-kali padanya. Aku sangat malu rasanya aku ingin ditelan bumi saat ini juga.
                “Ne...tidak apa-apa hahaha kalau begitu aku pulang dulu ya.” Sehun pamit lalu kemudian berlari kecil menuju mobil yang dari tadi menunggunya. Aku dan Eunji eonnie mengantarnya sampai pintu keluar. Sebelum pergi, dia sempat membuka kaca lalu melambaikan tangannya padaku dan Eunji eonnie. Semoga dia cepat melupakan semua kebodohanku hari ini.

-00-

                Semenjak kejadian itu, aku dan Sehun oppa semakin lebih dekat. Dulu, kami hanya sebatas kenal karena dia dan aku sama-sama member dari BB dan GB Korea baru. Tapi setelah kejadian waktu itu, aku dan dia sudah seperti sahabat. Aku suka sekali bercanda dengannya saat menunggu giliran kami tampil di backstage.
                Banyak gosip yang bermunculan karena kedekatan kami. Bukan hanya gosip dari luar, tapi teman-temanku di A Pink juga sangat suka mengejekku saat aku ketahuan sedang senyum-senyum sendiri ketika membaca pesan dari Sehun oppa. Aku hanya bisa berkata “Eonnie...hentikan. Aku dan Sehun oppa hanya teman saja.” Tapi seperti biasa juga, sanggahanku selalu tidak berhasil untuk sekedar membuat mereka diam dan berhenti mengejekku.
                From: Sehun Oppa ^^
                Naeun-ah...apakah kau sibuk hari ini? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke taman. Aku sangat bosan sekali hari ini, aku ingin melihat muka anehmu itu hahaha.”
                Ya! Apakah wajahku benar-benar aneh? Aku cemberut sambil mengomel pada isi pesan ini. Namun, sedetik kemudian aku kembali tersenyum.
                Send to : Sehun Oppa^^
                Oppa kau sangat menyebalkan! Aku tidak sibuk hehe baiklah. Tapi sebagai gantinya kau harus membelikan aku es krim ya?
                Aku tidak sabar menunggu balasan darinya. Sudah sekitar satu bulan ini...aku selalu berhubungan dengannya. Jika satu hari saja aku tak mendapat pesan darinya, aku pasti akan terlihat seperti orang linglung.
                From: Sehun Oppa^^
                Baiklah nona aku akan menuruti semua keinginanmu. Dasar yeoja rakus!

-00-

                Aku berkali-kali merapatkan jaket tebalku sambil sesekali melihat jam yang terpasang di tanganku. Aku tak menyangka kalau udara sore ini begitu dingin. Untung aku memakai jaket. Kalau tidak mungkin sejak tadi aku sudah mati kedinginan.
                “Masih tetap ingin makan es krim nona?” tiba-tiba seseorang mengagetkanku dari belakang. Dia tersenyum jahil padaku.
                “Bagaimana yah oppa? Aku bingung. Kalau aku makan  es krim sekarang mungkin aku akan sakit. Udaranya sangat dingin.” Jawabku sambil menunjukan wajah cemberutku
                “Benar juga gadis pintar!” Sehun oppa mengacak rambutku pelan.
                “Ya oppa! Jangan begitu nanti rambutku berantakan.” Aku merapihkan rambutku sambil mengembungkan kedua pipiku.
                “Hahaha maafkan aku. Oh iya sebagai ganti es krim, aku ingin memberikanmu ini.” Sehun menunjukkan sebuah kotak besar dengan hiasan pita di atasnya. Aku bingung ketika dia menyuruhku untuk menerimanya.
                “Apa ini oppa?” tanpa menunggu jawabannya aku pun membuka kotak tersebut. Ternyata...isinya adalah sebuah boneka berbentuk sapi. Aigoooo~ kyeopta!
                “Itu aku belikan untukmu. Aku pikir pipinya dan pipimu hampir mirip.” Sehun tertawa saat melihat ekspresiku yang berubah. Sial kenapa sehun sangat menyebalkan sekali.
                “Oppa kau menyebalkan sekali. Tapi terimakasih hehe aku akan memberi nama untuknya.” Aku tersenyum kepadanya.
                “Benarkah? Siapa namanya?”
                “Bagaimana dengan....MooHun?Hahahaha” aku tertawa ketika menemukan nama itu. Nama yang menurutku sangat pantas untuk boneka baruku ini supaya aku akan selalu ingat siapa yang memberikannya padaku.
                “Aneh sekali namanya. Tapi terserahmu saja naeun-ah.” dia ikut tertawa denganku.
                “Hahaha baiklah oppa aku akan menjaganya dengan baik. Oh iya, ngomong-ngomong kenapa kau tiba-tiba mengajakku ke sini?” aku bertanya dengannya.
                “Hmm...sebenarnya....aku mengajakmu ke sini karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu.” Sehun terlihat bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya. Aku semakin bingung. Sesuatu? Apa itu?
                “kau ingin bicara apa oppa?”tanyaku semakin penasaran.
                “Aku...aku...mencintai....mu naeun-ah.” Jawabnya pelan bahkan hampir tidak terdengar. Aku semakin penasaran. Dia mencintai....siapa?
                “Oppa...keraskan suaramu, aku tidak mendengarnya. Kau mencintai siapa?” Sehun sejak tadi terus menunduk. Aku jadi semakin bingung. Tiba-tiba tangan Sehun menggenggam kedua tanganku dengan kuat.
                “SON NAEUN....AKU MENCINTAIMU. I LOVE YOU, WOULD YOU BE MINE?” teriakan Sehun berhasil membuatku membeku. Aku seperti bermimpi. Seorang Oh Sehun menyatakan cintanya padaku?
                “Oppa...apakah kau bercanda?” tanyaku pelan sambil menunggu jawabannya. Aku tau Sehun oppa itu orangnya sangat jahil, aku curiga dia hanya menjahiliku saja.
                “Apakah wajahku terlihat seperti orang becanda?” Sehun mendekatkan wajahnya dengan wajahku. Aku bisa melihat ada kesungguhan di matanya.
                “Ti...tidak...”jawabku pelan sambil menunduk.
                “Jadi.......bagaimana jawabanmu?” Sehun bertanya padaku dengan sangat pelan. Suasana mendadak menjadi hening. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Sehun oppa......aku memang merasa nyaman dengannya. Dia sudah aku anggap seperti sahabatku sendiri tapi.....
                “Hmm...oppa. Kalau aku juga mencintaimu juga bagaimana?”jawabku sambil terus menunduk karena malu. Pasti wajahku saat ini sangat merah.
                Tidak ada jawaban dari Sehun oppa. Aku merasakan jarinya mengangkat daguku secara perlahan. Aku bisa melihat wajahnya saat ini. Senyumnya...selalu bisa membuatku berdebar. Mataku tertutup saat merasakan deru nafasnya semakin dekat dengan wajahku. Bibirnya menyentuh bibirku dengan lembut. Aku merasakan banyak kupu-kupu yang terbang di dalam tubuhku saat ini.

                #FLASHBACK END

                “Yeobosseyo?” aku menjawab telepon genggamku denga  malas.
                “Naeun-ah...kau ada dimana?” Chorong eonnie bertanya dengan nada khawatir. Tadi aku memang pergi dengan wajah yang lesu. Aku sangat tidak bersemangat hari ini.
                “Aku sedang mengenang sesuatu eon. Aku sedang bermain dengan bayangan seseorang yang satu tahun lalu duduk tepat di sampingku. Aku sedang---“ tiba-tiba tangan seseorang menyentuh lembut pundakku. Aku refleks menoleh dan terdiam ketika tau siapa yang ada di hadapanku sekarang.
                “Kau sedang menungguku yah?” Sehun tersenyum sambil mengusap pelan kepalaku.
                “Enak saja. Aku sedang ingin jalan-jalan saja kok.” Jawabku acuh.
                “Benarkah? Aku tidak percaya. Wajah bodohmu itu tidak akan pernah bisa membohongiku.” Sehun terkekeh pelan. Aissshh~ menyebalkan.
                “Terserahmu oppa. Aku benci padamu.” Air mataku mengalir pelan ketika mengatakan hal itu. Aku merasa, Sehun ku yang sekarang bukanlah Sehun ku yang dulu. Yang dulu selalu ada untukku. Aku pun menutup wajah dengan kedua tanganku.
                Aku tak mendengar sepatah kata pun yang diucapkan olehnya. Aku hanya merasakan kehangatan yang sudah lama aku rindukan, ya Sehun oppa memelukku dengan erat. Aku pun menangis di pelukannya. Aku menangis karena kebodohannya selama ini yang akhir-akhir ini acuh padaku. Apakah dia mulai bosan denganku?
                “Mianhae....mianhae chagiya. Maafkan semua kebodohanku.” Dia memelukku semakin erat. Aku tau ada sebuah ketulusan di balik kata-katanya. Aku tau itu.
                “Oppa....hiks.” aku juga membalas pelukannya makin erat. Aku merindukannya, sangat merindukannya. Tapi dia tak pernah tau itu.
                “Happy Anniversary Son Naeun...”dia berkata lembut padaku. Aku terpaku ketika mendengar kata-katanya. Dia ingat?
                Aku langsung melepaskan pelukannya lalu menatap matanya. Aku tidak percaya kalau ternyata dia ingat dengan hari jadi satu tahun kami. Aku kira dia tidak ingat sama sekali malah tidak peduli.
                “Kau....ingat oppa?” tanyaku sambil menunjukkan ekspresi bingungku padanya.
                “Bodoh! Mana mungkin aku lupa? Kau terlalu berburuk sangka chagi. Maafkan aku, karena akhir-akhir ini aku kurang memperhatikanmu.” Sehun mencium pipiku sekilas lalu memelukku lagi. Aku tersenyum bahagia.
                “Oppa bodoh! Aku kesal padamu. Aku kira kau sudah mulai bosan denganku huuu” Sehun tiba-tiba melepaskan pelukannya padaku.
                “Kata siapa aku bosan padamu?” sehun bertanya denganku dengan wajah cemberutnya.
                “itu menurutku sih.....” aku menggaruk-garuk lagi kepalaku karena salah tingkah. Aku menyesal dengan semua tingkahku ini. Aku seperti anak kecil.
                “Kalau aku tidak akan pernah bosan denganmu bagaimana?” tanyanya sambil menatap mataku. Aku tidak bisa berkata-kata lagi, ini semua terlalu indah bagiku. Aku sangat rindu padanya. Aku rindu pelukannya. Dan...aku rindu bibirnya yang lembut.
                Sehun oppa mulai mendekati wajahnya lagi padaku. Jujur, aku sangat senang saat-saat seperti ini(?) Seperti biasa, aku hanya bisa menutup mata dan menunggu semuanya terjadi. Satu...dua.....
                My My My You’re My....tururut tuturut tururut tuturut
                Langkah Sehun oppa pun tiba-tiba terhenti ketika mendengar nada dering yang ternyata berasal dari telepon genggamku. Setelah melihatnya menyuruhku untuk mengangkat panggilan pengganggu ini, aku pun kemudian mengangkatnya dengan malas.
                “NAEUN CEPAT PULANG ATAU PINTU DORM AKAN AKU KUNCI!” suara melengking Chorong eon tiba-tiba menggema di telingaku. Sehun oppa....aku dalam bahaya aaaaaaaaa

-00-

Duh gimana FF author yang ini? Kecepetan yah? yaiyalah namanya juga drabble-_,- ditunggu kritik dan sarannya itung-itung sambil nunggu Part 3 dari FF Monster. Gomawo:3

               



                

Sunday, February 17, 2013

[PART 2] FF JRONG-MONSTER

Diposkan oleh Annisa Mandasari di 3:07 PM 0 komentar


Author : @nisamanda

Genre : Romance; agak yadong dikit(?)-_-

Cast :

Chorong Park

JR ( Park Jinyoung )

Other cast YANG GA KALAH IMUT

Length : Chaptered/On progress

PG : > 17th-50th._.

Akhirnya...setelah sekian lama(?) dan butuh sedikit perjuangan, part II dari FF gajelas ini akhirnya terbit juga wkwk makasih banyak buat mentemen yang udah ngasih komen buat Part I nya^^ segala masukan dan kritik udah author coba perbaikin dan semoga...part II ini  bisa lebih menghibur dari part sebelumnya. enjoy it:)

-00-
Hai Park ChorongJ
Apa kabar malaikatku?
Aku rindu senyum manismu
Aku rindu suaramu yang kadang lebih terdengar seperti suara anak perempuan berumur 5 tahun
Apakah kau merindukanku juga?
Aku akan datang....
Menjemput malaikatku
-oo-

Chorong POV
“YA OPPA BANGUNLAH!!” aku  berusaha keras untuk membangunkan pria ini sejak pukul 6.00 KST tadi. Tapi sepertinya semua ini tidak ada gunanya. Pria yang umurnya setahun di atasku itu memang terkenal paling susah untuk dibangunkan di bawah pukul 9 pagi. Aku sangat jengkel bila membayangkan tampang berantakannya saat bangun tidur. Dia hampir setiap pagi berkata “Jam berapa ini? Apakah aku terlalu pagi untuk bangun?”

Walaupun dia kadang sangat menyebalkan, aku sangat menyayanginya. Oh iya...aku sepertinya hampir lupa untuk memperkenalkannya. Dia adalah Yoseob oppa. Kau tau? Aku kadang berpikir kami berdua sama sekali tidak mirip. Apalagi hidungku dan hidungnya terlihat sangat berbeda apabila dilihat dari berbagai sisi(?)
Kami berdua tinggal di rumah ini tanpa ditemani kedua orang tua kami. Mereka sedang tinggal di Tokyo sejak 5 tahun yang lalu. Seharusnya aku juga tinggal disana. Namun, karena aku sangat ingin kuliah di Korea akhirnya aku pun menolak ajakan kedua orang tuaku tersebut. Memang sangat menyedihkan. Rasanya sangat berat di awal. Biasanya, suara eomma adalah suara yang paling pertama aku dengar ketika aku baru bangun di pagi hari. Tapi membayangkan suara melengkingnya yang bosan saat membangunkan anak gadisnya ini terkadang membuatku tertawa. Aku juga merindukan appaku. Appa dan aku memang tidak dekat, tapi begitulah...aku juga sangat menyayangi nya seperti aku menyayangi eomma.
“OPPA BANGUUUN!!! Hari ini aku mengajar di jam pertama. Aku tidak mau murid-muridku kecewa karena ternyata gurunya tidak disiplin.” Aku terus merengek sambil menarik-narik baju oppaku yang terlihat masih nyaman dengan posisinya sejak malam tadi. Tidur sambil memeluk guling.
“ng...ini kan masih pagi cho. Kenapa kau terus saja menggangguku hah? Aku lelah sekali kau tau hoam” Yoseob oppa hanya membuka kedua matanya sedikit sambil mengganti posisinya, dengan guling yang sekarang ada di atas telinganya.
“oppa....kau kan memang bertugas untuk mengantarku setiap hari! Apakah kau lupa dengan pesan eomma? Dia akan murka kalau tau anak gadisnya ini berangkat ke tempat kerjanya sendirian.”
Ketika mendengar kata “eomma”, Yoseob oppa langsung membuka kedua matanya secara tiba-tiba “APAH? TIDAK....KAU TIDAK BOLEH BERANGKAT SENDIRIAN. Tunggu sebentar, oppa akan cuci muka dulu.” aku tersenyum evil ketika melihat oppaku itu kini sedang sibuk merapikan dirinya di kamar mandi. Dia memang paling takut dengan eommaku. Eommaku memang sangat tegas dengan oppaku yang satu itu apalagi soal menjaga aku. Bukan karena dia pilih kasih, dia hanya menginginkan kedua anaknya itu akan saling menjaga satu sama lain walaupun dia tidak bisa berada di samping mereka. Aku jadi merindukan eomma.......
Tak lama kemudian, Yoseob oppa keluar dari kamar mandi. Aku melihat wajahnya yang sangat lucu. Dia mungkin masih tidak terima karena aku mengganggu acara “tidur paginya” tadi. Aku ingin tertawa melihatnya.
“Oppa...kenapa dengan wajahmu? Apakah kau merasa terpaksa untuk melakukan tugasmu ini?” aku iseng bertanya kepadanya dengan mimik muka polos.
“Tidak cho.” Jawabnya singkat. Aissh~
“Oppa......” aku menyenggolnya sambil menunjukkan aegyoku kepadanya. Aku tidak mau Yoseob oppa marah kepadaku. Menyedihkan....
Ku lihat Yoseob oppa memandangiku. Apakah dia benar-benar marah?entahlah aku sangat bingung dengan sikapnya pagi ini. Tapi...
“TETOT.....KAU TERTIPU!!! HAHAHAHA Cho...kau ini jadi yeoja bodoh sekali sih. Aku tidak mungkin marah dengan adik perempuanku yang satu ini. Tidak...aku hanya merasa ngantuk pagi ini. Aku baru tidur selama 3 jam.” Yoseob oppa mengacak rambutku sambil tersenyum. Ya ampun sampai kapan oppa bodohku ini memperlakukanku seperti anak kecil?
“YA!!! YOSEOB KAU INI MENYEBALKAN” ups aku kelepasan hahahaha
“Hei kau ini sangat tidak sopan. Panggil aku oppa!” wajah Yoseob oppa terlihat cemberut setelah aku memanggilnya seperti itu. Aku sangat senang untuk menjahilinya.
“Tidak mau.” Jawabku singkat
“Chorong-ah.....baiklah terserahmu saja. Aku tidak memaksa kok. Jangan ngambek seperti itu” Yoseob oppa memandangku dengan takut-takut. Kena kau oppa!
“TETOT!!! OPPA KAU BODOH SEKALI HAHAHAHA” aku membalasnya dengan puas. Sepertinya dia gemas dengan kelakuanku.
“ah terserah kau saja. Kajja kita berangkat!” dia lalu menyerahkan helm kepadaku. Dia mengacak rambutku sekali lagi sambil tersenyum. Ah oppa.....kau ini hahaha

-00-

JR POV
                “Kenapa kau kelihatan diam sekali sejak kemarin? Tidak biasanya kau seperti ini.” Seseorang yang baru datang menyadarkanku. Oh ternyata dia.
                “Ah sudahlah kau ini. Kau banyak komentar sekali. Aku sedang ingin diam saja di posisi ini. Jarang-jarang aku bisa datang sepagi ini dan duduk di dekat jendela. Rasanya sudah lama sekali aku tak pernah memandang keluar jendela.” Aku memang sejak tadi sedang asyik memandang keluar jendela. Entah, apa yang sedang aku pikirkan sejak tadi.
                “Bagaimana dengan Hyeri? Apakah kau masih betah dengannya?” tanya Jaebum sambil meninju pundakku. Jaebum atau yang biasanya dipanggil JB, adalah teman dekatku sejak SMP. Kalau bisa dibilang kami berdua sudah seperti saudara, bahkan saudara kembar. Hanya dia satu-satunya makhluk di sekolah ini yang berani untuk berlaku tidak sopan seperti memukul kepalaku dan berbicara keras kepadaku. Aku berani jamin selain dia, tak ada satupun orang disini yang berani padaku. Ah aku lupa....guru baru itu! Sial nenek sihir itu tiba-tiba muncul dipikiranku.
                “Hyeri? Aku sudah putus dengannya kemarin. Lebih tepatnya aku yang memutuskannya. Aku bosan dengannya” jawabku enteng
                “Apa kau sudah gila? Hyeri...yeoja paling cantik di sekolah ini kau campakan begitu saja?” Cantik? Tapi sifatnya sangat menjijikan.
                “Ya dia memang cantik tapi aku bosan dengannya. Menurutku, di dunia ini tak ada satupun wanita yang sempurna seperti eommaku. Oh ya...kalau kau mau ambil saja Hyeri, aku tidak apa-apa kok.” Aku kini sibuk dengan gadgetku yang berlogo buah apel.
                “YA JIN YOUNG-AH!! Kau ini bodoh atau apa? Mana mungkin aku berkencan dengan mantan yeojachingu sahabatku sendiri. Apakah kau sudah gila?” Jaebum memukul kepalaku.
                “Aw...kau berani denganku hah?” tanyaku sambil mengusap kepalaku yang benar-benar sakit. Sungguh, kenapa aku bisa tahan bersahabat dengan orang setega dia......
                “Hahaha maafkan aku. Oh ya bagaimana dengan guru baru itu? Apakah tipemu sudah berganti menjadi penyuka tipe-tipe wanita yang umurnya lebih tua daripadamu?” Sial...kenapa JB harus menyebut nenek sihir itu lagi di hadapanku? Jujur aku masih sangat kesal dengan kejadian sehari yang lalu. Apa yeoja sialan itu tak tau siapa aku?
                “Apa? Nenek sihir itu? Kau mabuk? Aku tak mungkin menyukai yeoja seperti itu. Yang seperti Hyeri saja sudah membosankan, apalagi dia?Mungkin aku hanya perlu waktu sehari untuk mencampakannya.” Ku lihat raut wajah JB berubah. Seperti.......
                “Baiklah, kalau kau memang lihai dalam hal itu aku akan memberikanmu sebuah tantangan.” JB menyunggingkan senyumnya, yang layak disebut “senyum setan” kepadaku. Tantangan?
                “Apa itu?”
                “Kau harus berhasil untuk mengajaknya berkencan dalam waktu 2 minggu.” Tantang JB kepadaku.
                “Dia? Dia siapa?” Tanyaku penasaran.
                “Dia.....” jawabnya sambil menunjuk ke arah luar jendela. Tampak seorang yeoja baru turun dari sebuah motor sport berwarna merah, yang dikendarai oleh seorang namja. Tak lama kemudian dia pun membuka penutup kepalanya tersebut lalu memberikannya kepada namja itu. Dia?
                “Tidak.” Tolakku singkat. Bukannya tak berani dengan tantangan itu. Tapi aku merasa terhina jika harus mengajak wanita yang umurnya lebih tua daripadaku untuk berkencan. Apakah tidak ada wanita lain? Ini sangat menjengkelkan.
                “Kau takut , tuan Park?” kalimat ini.....aku benci kalimat ini.
                “Tidak , aku tidak takut. Beri aku waktu satu minggu untuk melakukan tantangan ini dan jangan panggil aku JR, kalau aku tidak bisa membuat wanita itu tergila-gila kepadaku.” Jawabku mantap. Dua minggu? Kurang dari itu pun aku yakin bisa menaklukannya.
                “Satu minggu? Baiklah kalau itu maumu. Ku harap kau berhasil.” Jaebum pun menyodorkan tangannya untuk mengajakku bersalaman.  Aku pun menyambutnya dengan malas.

-00-

            “Bagaimana kabarnya? Apakah dia masih terlihat seperti dulu?
           “Ya tuan. Bahkan dia terlihat lebih cantik dan dewasa.”
           "Benarkah? Walaupun dia terlihat dewasa, aku yakin suaranya tidak akan pernah berubah.”
           “Saya rasa juga begitu Tuan.”
           “Baiklah, kau ingat kan tugasmu? Aku harap kau dapat menyelesaikannya secepat mungkin.”
                “Baik Tuan.”
                Pria itu pun kemudian menutup sambungan telepon itu. Sambil memandangi salju yang ada di luar ruangannya dari balik jendela, segaris senyum hangat terlukis di wajahnya. Setelah puas memandang salju-salju tersebut, tangannya pun menarik gagang dari sebuah laci meja kayu yang terletak di dekatnya. Tampak sebuah foto gadis perempuan yang kira-kira berumur 10 tahun sedang tersenyum, yang lebih tampak seperti senyum terpaksan memakai seragam biru dengan rambut yang tidak karuan. Seperti orang frustasi.
                “Ya Park Chorong!! Lihatlah fotomu. Sangat berantakan dan jelek. HAHAHA”
               “Ah diam kau cerewet! Aku yakin ini adalah foto berantakanku yang terakhir untuk seumur hidupku.” Jawabnya yakin sambil mengepalkan satu tangannya ke atas.
              “Kau yakin? Aku malah berpikir kau akan tampak seperti nenek sihir yang mempunyai suara seperti anak bayi. Hiiii~”
                “Jangan bicarakan soal suaraku. Kau ini!” sambil memukul kepalanya.
                “Aw...sakit tau! Yasudah aku tidak akan membahas suaramu lagi. Kajja kita pulang bersama!” kedua anak itu pun akhirnya melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah masing-masing, dengan masih diselingi tawa dan canda yang sepertinya tidak akan ada habisnya. Mereka sangat terlihat bahagia saat itu.
                Pria itu tersenyum lagi ketika sadar dari lamunannya. Dia sangat yakin, pasti suatu saat nanti kenangan itu akan terulang kembali. Tidak tau kapan, yang pasti semua itu akan terjadi.

-00-

Chorong POV
                Hoam....akhirnya selesai juga hari ini. Aku sangat lelah. Aku ingin secepatnya sampai di kamarku dan tidur dengan bantal Rilakkuma ku tersayang. Ini sudah pukul 5 KST, tapi Yoseob oppa kemana? Jangan-jangan dia belum bangun semenjak pulang dari mengantarku ke sekolah tadi.
                “Good afternoon Miss Cho.” suara seseorang tiba-tiba mengagetkanku yang sedang berdiri di depan gerbang sekolahan yang sekarang mulai terlihat sepi. Aku pun refleks menoleh dan ternyata.....
                “Sore. Sekarang sudah sore, kenapa kau masih mengatakan selamat siang?”tanyaku sambil acuh tak acuh. Aku masih ingat perbuatannya  tempo hari. Tertawa padaku karena aku adalah seorang guru? Sungguh menyebalkan.
                “Oh maafkan aku, aku memang kurang pintar dalam urusan bahasa inggris.” Jawabnya sambil tersenyum. Hah? Apakah aku tidak salah liat? Dia tersenyum padaku? Aku kira dia ingin mengajakku berperang lagi.
                “Oh begitu...aku sarankan kau harus banyak belajar. Ingat ini tahun terakhirmu di SMA.”
                “Ya terimakasih songsaenim. Hmm...apakah kau tidak pulang? Kalau begitu pulang saja bersama denganku, bagaimana?” Hah? Aku menoleh ke arah wajahnya. Aku lihat dia tersenyum, ya....sepertinya senyum tulus. Ah tidak, ingat Park Chorong sekarang kau adalah seorang guru. Mana mungkin kau pulang dengan muridmu sendiri? Racauku dalam hati.
                “Eh...tidak terimakasih. Sebentar lagi ada yang menjemputku kok. Nah...itu dia sudah datang jemputannya.” Yoseob oppa benar-benar dewa penyelamatku! Aku pun langsung menghampiri Yoseob oppa yang berhenti tidak jauh dariku, lalu menerima helm darinya. Sebelum aku memakainya, aku sempat melihat ke arah JR dan tersenyum kecil. Anggap saja itu sebagai ucapan “selamat tinggal”.

-00-

JR POV
“Oh begitu...aku sarankan kau harus banyak belajar. Ingat ini tahun terakhirmu di SMA.”
                “Ya terimakasih songsaenim. Hmm...apakah kau tidak pulang? Kalau begitu pulang saja bersama denganku, bagaimana?” aku begitu berat saat mengucapkan kata-kata ini. Ini pertama kalinya aku menawarkan pulang bersama pada seorang yeoja.  Biasanya mereka lah yang mengajakku duluan.
                “Eh...tidak terimakasih. Sebentar lagi ada yang menjemputku kok. Nah...itu dia sudah datang jemputannya.” Sial...aku ditolak untuk pertama kalinya! Perempuan ini benar-benar sangat menyebalkan. Tanpa mengucapkan selamat tinggal, dia kemudian berlari ke arah seorang namja yang sedang menunggunya di atas sebuah motor sport. Sama seperti yang mengantarnya tadi pagi.
                Miss Cho sekilas tersenyum kecil ke arahku sebelum pergi dengan namja tersebut. Aku sangat jengkel karenanya. Aku merasa harga diriku saat ini sepertinya hampir terinjak. Kalau bukan karena tantangan itu, aku tidak mungkin akan mengejar-ngejar yeoja aneh seperti dia.
                Oh ya...namja itu siapa? Apakah dia namjachingu dari Miss Cho? Rasanya tidak mungkin. Mana ada lelaki yang berminat pada yeoja mengerikan seperti dia? Kalaupun iya, ini juga salah satu tantangan beratku. Mengajak pacar orang untuk berkencan? Rasanya sangat menarik.
                “Oppa!!” panggil seseorang dari arah belakangku. Sepertinya aku tau pemilik suara itu.
                Aku pun menoleh sedikit ke belakang untuk sekedar melihatnya, lalu kembali melanjutkan perjalananku ke daerah tempat parkir mobil tanpa menghiraukan panggilan tersebut. Mau apalagi sih dia? Aku sudah sangat muak dengannya.
                Tiba-tiba, seperti ada sesuatu yang mengenai tubuhku. Aku melihat sepasang tangan sedang melingkar di antara pinggangku. Sepertinya aku tau siapa pemilik tangan ini.
                “Apa yang kau lakukan hah?” tanyaku dengan nada yang agak membentak kepada yeoja yang ternyata adalah Hyeri itu. Aku pun segera melepaskan paksa tangannya kemudian berbalik untuk melihat wajahnya.
                “Aniyo oppa...aku hanya merindukanmu. Aku harap kita dapat kembali lagi seperti dulu.” Hyeri menatapku dengan pandangan menyedihkan. Persis seperti pengemis yang sedang meminta uang di jalanan. Bedanya, dia sekarang sedang mengemis cintaku.
                “Tidak. Aku bilang aku sudah bosan denganmu.” Jawabku singkat. Ku lihat raut wajahnya mulai berubah...matanya kini mulai berair.
                “Oppa....apakah kau sungguh-sungguh berkata seperti itu?”
                “Ya. Sudah jangan ganggu hidupku lagi.” Aku pun kemudian pergi begitu saja dari hadapannya. Aku tak peduli walaupun nanti dia ingin bunuh diri sekalipun karena cintanya ditolak olehku. Aku tidak peduli sama sekali.

-00-

                “Oppa...lihat saja nanti.  Kalau aku tidak bisa memilikimu, jangan harap yeoja lain juga bisa memilikimu.” ucapnya sambil mengepalkan kedua tangannya.

-00-

                Chorong POV
                Tak terasa sudah hampir satu minggu aku menjadi guru disini. Jujur, begitu banyak pengalaman menarik yang aku rasakan selama ini. Dimulai dari murid-muridku yang terkadang sangat menyebalkan, dan....terkadang aku pun sangat bingung untuk menceritakan semua ini.
                Aku pun memasuki ruang guru yang terlihat masih sangat sepi pagi ini. Hanya terlihat beberapa guru yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Karena masih terhitung baru, aku masih belum berani untuk menyapa mereka. Yasudahlah...
                Ketika sampai di mejaku, aku melihat sesuatu yang asing. Ada sebuah benda berwarna merah muda dan setangkai bunga mawar putih tergeletak disana. Aku pun mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Siapa tau orang itu salah meletakkan hadiah yang ternyata malah tersesat di mejaku.

                Untuk : Miss Cho,
            Selamat pagi ibu guruku yang manisJ Bagaimana pagimu? Aku harap kau suka dengan hadiahku hari ini.
                Dari: Pengagum Suaramu

                Aku membaca secarik kertas yang terletak di bawah hadiah tersebut dengan bingung. Aku pun membuka bagian atas kotak itu. Ternyata isinya adalah sebatang cokelat.  Pengagum suaraku? Siapa dia?
-00-

                Seseorang tersenyum tipis tak jauh dari sana. Senyumnya sangat sulit untuk diartikan. Entah itu senyum kebahagiaan, atau sebuah senyum kemenangan.
To Be Continued...
-00-

Gimana? Part 2 nya belom terlalu keliatan konfliknya yah? Author emang sengaja bikin konfliknya rada lama munculnya gara-gara....ada sesuatu aja pokoknya-_-v Maaf kalo kesannya FF ini terlalu banyak konflik yang ga penting wkwk maklum author pengen bikin FF ini greget gitu._. Tapi gatau deh kalo gagal T^T Gimana komen kalian? Ditunggu yahJ

Friday, February 22, 2013

[FF EunSeob] A Short Journey

Diposkan oleh Annisa Mandasari di 7:33 PM 1 komentar



Author : @nisamanda

Genre : Romance

Cast :

Jung Eunji

Yang Yoseob

Other Cast yang masih samar-samar(?)

Length : Chapter

Rate : PG 13

ANNYEOOOOOOONG!!!! Author balik nih dengan FF chapter baru. Pasti pada bingung yah kenapa Author bikin FF Chapter lagi sedangkan FF Monster pun belum ada kelanjutannya? Sebenernya...author udah mulai ngelanjutin sih tapi masih pengen bikin kalian kepo aja muehehehe :p Yaudah, FF ini author buat dari pengalaman pribadi(?) temen author di RP. Enjoy it jangan lupa kritik dan sarannya yah^^

-00-



                Seorang gadis duduk sendirian di sebuah halte bus yang terletak di sebuah jalan kecil di kota Busan. Sedari tadi, dia sibuk melihat jam yang berwarna biru muda di pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang KST. Namun, bus yang dari tadi dia tunggu belum datang juga. Dia tidak begitu khawatir kalau pun bus itu nantinya tidak akan datang untuk menjempunya juga. Toh, dia memang tidak mau pergi dari kota itu.
                Ya...kalau bukan karena sesuatu hal, mungkin dia tidak akan pernah pergi dari kota kecil ini. Kota yang sangat dicintainya, kota yang menjadi saksi semua cerita hidupnya.  Juga kota yang mengenalkannya pada orang-orang yang sangat dia sayangi hingga saat ini. Termasuk sahabatnya, Yoon Bomi.
                Sepertinya, hari ini bukan hari keberuntungannya. Sebuah bus berwarna kuning berhenti di depannya saat ini. Dia sempat ragu-ragu ketika hendak naik ke dalam bus tersebut. Tapi...sedetik kemudian pikirannya pun berubah. Dengan berat hati, akhirnya dia pun memandang kota Busan dari dalam bus tersebut dengan wajah sendunya.

-00-

Eunji POV

                Namaku Eunji. Lebih lengkapnya adalah Jung Eunji. Saat ini, aku adalah siswi yang duduk di bangku akhir sekolah menengah atas di Kota Seoul. Sebenarnya...ini adalah hari pertamaku masuk sekolah. Aku adalah murid pindahan dari Busan. Busan, sebuah kota kecil yang sangat aku cintai.
                Sebenarnya aku terpaksa pindah ke sini karena suatu alasan. Orang tuaku sudah pensiun dari pekerjaannya. Mereka sepertinya kurang sanggup untuk membiayaiku kuliah nanti. Tapi, untungnya ada teman baik umma dan appa di Seoul yang bersedia untuk membiayai kuliahku sampai aku lulus nanti. Hanya syaratnya aku harus tinggal di sana untuk menemaninya. Kata appa dari dulu ia menginginkan anak perempuan. Tapi, sayangnya Tuhan berkehendak lain. Seumur hidupnya, dia hanya mempunyai seorang anak. Itu pun anak laki-laki. Padahal kenyataannya dia sangat menginginkan anak perempuan.
                Makanya, ketika mendengar keadaan appaku, sahabat appaku itu sangat berharap agar dirinya bisa mengurusku. Mulanya, appa dan umma sangat ragu-ragu untuk mengambil keputusan. Mereka sangat sedih bila harus tinggal berjauhan denganku, tapi di sisi lain mereka sangat peduli dengan masa depanku. Lagipula, aku adalah seorang anak manja. Namun, akhirnya hati mereka luluh juga oleh segala rayuan yang diluncurkan oleh Nyonya Jung, nama sahabat appa tersebut.
                Setelah menempuh beberapa jam perjalanan yang lumayan meleleahkan, aku pun akhirnya sampai di Seoul. Sebenarnya, aku sudah beberapa kali pergi ke kota ini. Tapi, tetap saja aku masih merasa “wah” ketika melihat deretan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di sisi-sisi kota. Aku tidak percaya...akhirnya aku bisa tinggal di sini.
                Turun dari bus, aku langsung mencari taksi untuk menuju rumah Jung ahjumma. Setelah berkeliling-keliling lumayan lama, aku pun akhirnya sampai di rumah Jung ahjumma. Aku sempat terpana melihat kemewahan rumah beliau. Benar-benar rumah yang sangat indah! Dengan segala tatanan rumah bergaya klasik dan terdapat patung berbentuk manusia yang terletak di pelataran rumahnya.
                Aku pun mengetuk pintu rumah tersebut dengan hati-hati. Rumah tersebut memang tidak memiliki pagar. Aku sempat berpikir bagaimana kalau suatu hari nanti ada orang jahat yang berniat untuk merampok isi rumah ini. Tapi semua pertanyaanku pun terjawab ketika melihat seperangkat cctv yang berada di setiap sudut rumah bagian luar.
                Satu menit...dua menit...tiga menit...tetap tidak ada jawaban. Aku pun melihat keadaan sekelilingku, berharap ada orang yang akan menolongku untuk masuk ke rumah ini dengan aman. Aku baru sadar ketika melihat sebuah bel yang menempel di tembok sebelah pintu tersebut. Jung Eunji...kau benar-benar bodoh! Kenapa dari tadi aku tidak menggunakan bel ini saja? rutukku dalam hati. Setelah memencet bel tersebut, pintu besar itu pun terbuka lalu terlihat seorang wanita tua yang memandangku sambil tersenyum. Apakah itu Jung ahjumma?
                “Annyeong.” Sapaku ramah sambil membungkuk kepada wanita tersebut.
                “Annyeong. Apakah kau nona eunji?” dia membalas sapaanku dengan ramah.
                “Ne...aku adalah Eunji.” Aku mengangguk antusias.
                “Baiklah nona eunji...silahkan masuk.” Wanita itu pun kemudian menuntunku masuk ke dalam rumah tersebut. Ternyata rumah tersebut tidak hanya terlihat bagus dari luarnya saja. Interior yang ada di dalam rumah tersebut juga ternyata sangat indah. Aku sangat terkagum-kagum di buatnya.
                “Nona eunji...perkenalkan namaku adalah Lee Hyeonra. Aku adalah kepala pembantu rumah tangga di sini.” Dia memperkenalkan diri saat mengajakku masuk ke dalam rumah.
                “Bangapseumnida...oh ya bagaimana dengan pemilik rumah ini? Apakah aku bisa bertemu dengannya?” tanyaku hati-hati kepada Lee ahjumma.
                “Sebentar lagi kau akan bertemu dengannya.” Jawabnya sambil membukakan sebuah pintu besar berwarna putih yang terletak di tengah ruangan. Ketika di buka, ternyata terdapat sebuah rak buku besar yang terlihat dari luar ruangan. Di pojok ruangan, terdapat sebuah sofa yang diduduki oleh seorang wanita yang sedang sibuk membaca bukunya. Lee ahjumma pun mengajakku untuk mendekati wanita tersebut.
                “Nyonya...dia yang kau tunggu sudah datang.” Kata Lee ahjumma sambil menunjukku. Wanita tersebut pun melihat ke arahku, dia sempat memperhatikanku dari atas sampai bawah. Tak lama kemudian dia pun tersenyum.
                “Annyeong. Perkenalkan...aku adalah Jung Hyeri teman ayah dan ibumu.” tanyanya lembut kepadaku sambil memperkenalkan diri. Oh...jadi ini adalah Jung ahjumma. Cantik. Masih terlihat muda walaupun sebenarnya umurnya sudah berkepala lima.
                “Annyeong Nyonya Jung...mohon bantuannya.”aku berkata hati-hati kepadanya. Aku takut omonganku akan menyinggung perasaannya. Ku lihat dia menyipitkan matanya sambil memandangku.
                “Nyonya? Kenapa kau memanggilku seperti itu? Panggil aku umma. Anggap saja aku adalah umma angkatmu.” aku terdiam. Sungguh baik sekali wanita ini. Aku terharu.
                “Ba...baiklah umma.” aku gugup ketika pertama kali memanggilnya seperti itu.
                “Jangan gugup seperti itu Eunji-ah...anggap saja ini adalah rumahmu sendiri.” dia mengelus rambutku yang kini sedang duduk di sebelahnya. Dia mulai banyak bercerita padaku bahwa dia dari dulu sebenarnya sangat menginginkan anak perempuan hadir di tengah-tengah keluarganya. Saat tahun ke tiga usia pernikahannya, ternyata dia mendapatkan seorang anak laki-laki. Dia tidak pernah menyesal akan itu dan dia masih percaya bahwa suatu saat nanti Tuhan pasti akan memberikannya seorang anak perempuan yang cantik. Tapi, sepertinya harapannya itu sia-sia karena dua tahun setelahitu, rahim yang ada di kandungannya di angkat karena dirinya menderita penyakit kanker rahim.
                “Setelah suamiku meninggal, kini umma hanya hidup berdua dengan Yoseob saja. Tapi, umma merasa sangat kesepian saat ini. Yoseob sering pulang malam bahkan dia jarang bertemu dengan umma.” Lanjutnya dengan mimik muka yang sedih.
                “Ya ampun ahjumma memangnya dia pergi kemana saja setiap hari?”tanyaku kepadanya. Aku benar-benar gemas dengan anak lelaki Jung umma tersebut. Apa dia tidak bersyukur mempunya ibu sebaik Jung umma?
                “Dia sibuk bermain dengan teman-temannya. Padahal sebentar lagi dia akan menghadapi ujian akhir. Kalau saja appa nya masih ada...” omongan Jung umma pun terputus. Pandangannya menerawang ke depan. Aku tau hatinya sedih saat ini. Ibu mana yang tega untuk bersikapn keras pada anaknya? Memang...peran ayah sangat penting dalam suatu keluarga. Aku jadi rindu ayahku.
                “Sudahlah umma...sekarang kan sudah ada aku. Aku akan menemani umma disini. Oh ya apakah umma sudah makan?” aku menghibur Jung umma.
                “Ah kau ini manis sekali eunji-ah. Umma belum makan. Bagaimana kalau kita makan bersama?” umma terlihat lebih ceria daripada sebelumnya. Sepertinya, dia terhibur dengan kedatanganku.
                “Kajja umma kita makan!” aku pun menarik tangan Jung umma dengan jurus maut aegyoku. Jung umma pun pasrah dan akhirnya menemaniku untuk pergi ke ruang makan. Aku berjanji akan membuat Jung ahjumma terus tersenyum mulai dari sekarang.

-00-

                Yoseob POV
                Aku memasuki halaman rumahku dengan tidak bersemangat. Aku sangat bosan bila berada di sini. Hanya berdua dengan umma saja, itu pun umma sibuk dengan dunianya sendiri. Buku? Apa menariknya dunia itu? Kalau aku tidak sayang dengan umma, mungkin sudah dari dulu aku ingin hidup sendiri. Hidup di apartement seperti kebanyakan teman-temanku. Menurutku hidup mereka sangat indah sekali. Bebas....tidak ada yang mengatur, sepertiku.
                Aku membuka pintu rumah yang ternyata tidak dikunci. Mungkin Lee ahjumma sudah hafal dengan jam pulangku yang sangat larut untuk remaja seusiaku. Aku masuk ke dalam rumah dengan perasaan bingung. Biasanya, ketika aku masuk keadaan rumah sudah gelap gulita dan hanya ada sedikit sumber cahaya yang berasal dari lampu meja yang terletak di pojok ruang tamu. Tapi, keadaan yang aku lihat sekarang sangat berbeda! Aku melihat keadaan rumah saat ini masih terang benderang dan ada....suara umma?
                Dengan rasa penasaran, aku pun menuju ruang keluarga. Aku mendengar suara umma dan seseorang sedang tertawa. Biasanya, di jam seperti ini umma sudah tidur.
                “Aku pulang.” aku memberi salam ketika berdiri di belakang sofa yang sedang diduduki oleh umma dan seseorang. Umma pun berbalik ketika mendengar suaraku.
                “Oh...kau sudah pulang?” umma tersenyum kepadaku. Aku sepertinya sudah lama sekali tidak melihatnya tersenyum seperti itu.
                “Sudah umma. Umma kenapa belum tidur?” aku melirik seorang gadis yang sekarang tengah memperhatikanku. Siapa dia? Apakah dia pembantu baru di rumah ini? Sepertinya tidak mungkin. Kalau memang dia pembantu baru, kenapa dia berani sekali untuk duduk di sebelah rumah. Rasanya tidak mungkin.
                “Umma sedang asyik menonton acara komedi ini bersama dengan Eunji. Oh ya perkenalkan dia Jung Eunji. Dia anak teman umma yang waktu itu umma ceritakan dulu.” Aku mengangguk-angguk ketika mendengar penjelasan umma. Oh...jadi dia itu Eunji yang dulu diceritakan umma? Aku kira umma hanya bercanda ketika mengatakan bahwa akan ada seorang gadis yang tinggal di sini.
                “Oh begitu...annyeong eunji, namaku yoseob.” Aku menyodorkan tanganku kepadanya untuk berkenalan.
                “Hai yoseob-ssi.” Dia membalas sapaanku tanpa menyambut tanganku sama sekali. Ekspresinya dingin...dia tersenyum, tapi terlihat jelas bahwa senyumnya itu hanya sebuah senyum paksaan. Aku menurunkan tanganku. Umma juga terlihat bingung dengan sikap eunji padaku. Apakah dia benci kepadaku?

-00-

                Eunji POV
                “Aku pulang.” Suara seseorang tiba-tiba terdengar dari arah belakangku. Sejak tadi, aku dan Jung umma memang sibuk menonton sebuah acara komedi di televisi. Jung ahjumma sepertinya sangat bahagia, terlihat dari tawanya yang benar-benar lepas.
                Aku dan Jung ahjumma refleks menoleh ke belakang. Ternyata suara itu berasal dari seorang namja yang sepertinya aku tau siapa dia. Aku memperhatikannya dari atas ke bawah ketika dia mengajak ngobrol ibunya, atau lebih tepatnya mungkin hanya berbasa-basi belaka. Sungguh, dari awal bertemu saja aku sudah tidak begitu suka dengannya. Bertahun-tahun dia seperti ini, aku sangat kasihan dengan Jung ahjumma.
                “Oh begitu...annyeong eunji, namaku yoseob.” Dia tiba-tiba menyodorkan tanganku kepadanya untuk berkenalan. Aku bingung harus membalas uluran tangannya atau tidak karena sikapnya itu yang sangat aku tidak suka.
                “Hai yoseob-ssi.” Akhirnya aku memutuskan untuk tidak menyambut uluran tangannya. Aku hanya tersenyum kecil kepadanya. Senyum paksaan lebih tepatnya. Aku lihat dia sempat tercengang melihat sikapku. Tapi, aku tidak peduli terserah dia mau berpikir apa.
                “Baiklah umma kalau begitu aku tidur dulu.” Yoseob langsung pamit tidur pada ibunya. Aku melihatnya. Ada sepercik rasa bersalah pada diriku. Kenapa aku terlihat begitu membencinya?Padahal aku saja baru kenal dengannya.
                “Eunji-ah...kenapa kau melamun?” Jung umma menyadarkanku.
                “Tidak apa-apa umma. Mungkin aku lelah saja.” aku tertawa kecil padanya.
                “Oh kau lelah? Kalau begitu tidur saja. Umma juga sepertinya sudah mulai mengantuk.” Umma tersenyum padaku sambil mengelus lembut pundakku. Jung umma benar-benar seperti ummaku. Tapi, tetap saja tidak ada yang bisa menggantikan posisi ummaku.

-00-

                Untuk umma dan appaku tersayang...
                Hai umma dan appa! Aku sangat merindukan kalian. Jung ahjumma sangat baik padaku. Bahkan dia menyuruhku untuk memangginya dengan sebutan “umma”. Umma jangan cemburu ya hehehehe bagiku tidak ada yang bisa menggantikan posisi umma dan appa di hatiku. Oh ya, hari ini adalah hari pertamaku masuk di sekolah yang baru. Doakan aku yah semoga aku bisa sukses di kota ini!^^
                Aku menutup laptopku setelah menulis e-mail kepada appa. Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah. Aku sangat berharap kalau hari ini adalah hari keberuntunganku. Setidaknya, aku bisa mendapatkan teman baru.
                “Eunji-ah...bagaimana kalau kau berangkat dengan Yoseob saja pagi ini? Kalian kan satu sekolahan.” Jung ahjumma bertanya padaku saat kami bertiga sedang sibuk dengan sarapan kami masing-masing.
                “Hmm...tapi umma...” aaaaaa bagaimana ini? Aku masih tidak enak dengan kejadian tadi malam. Sekarang aku harus berangkat bersama Yoseob?
                “Tidak apa-apa kok. Aku tidak akan berbuat jahat padamu.” Yoseob tiba-tiba mengeluarkan suaranya. Sepertinya, dia merasa kalau aku tidak suka padanya. Aku melirik ke arahnya. Ku liat ekspresinya datar.
                “Hahaha kau ini. Aku tidak pernah berpikiran seperti itu.” Aku tertawa garing untuk mencairkan suasana. Ku lihat Jung umma juga tertawa mendengar perkataan Yoseob tadi.
                “Baiklah, kalau begitu kalian berangkat bersama yah. Yoseob jagalah Eunji. Ingat ini adalah hari pertamanya di sekolah yang baru.” Jung ahjumma memberi petuah pada Yoseob.
                “Tidak usah repot-repot umma. Aku akan baik-baik saja kok.” Jawabku meyakinkan Jung umma. Aku tidak mau kalau nanti Yoseob akan mengikutiku kemana-mana untuk menjagaku. Menyebalkan sekali.
                “Siapa juga yang mau menjaga yeoja jutek sepertimu?” Yoseob berkata acuh. Siaaaal....dia benar-benar menyebalkan.
                “Sudah sudah jangan berdebat. Ayo cepat habiskan sarapan kalian, nanti kalian terlambat.” Jung umma hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat kelakuan kami berdua. Aku pun hanya bisa mendengus kesal. Sabar...sabar...kalau kau bukan anak Jung umma, mungkin sudah dari dulu aku.....ah sudahlah, rutukku dalam hati.
                Selama perjalanan menuju sekolah, aku hanya diam tidak berminat untuk memulai pembicaraan dengan Yoseob. Dia pun sepertinya sedang berkonsentrasi dengan jalanan yang sekarang ada di hadapannya. Aku sedari tadi hanya memainkan telepon genggamku sambil berkirim pesan dengan sahabatku, Bomi.
                From: Bomi
                Eunji-ah...aku iri denganmu! Kau sangat beruntung bisa bersekolah di Seoul T^T
                Aku hanya bisa menghela nafas panjang ketika membaca isi pesan Bomi. Beruntung? Ya aku memang beruntung karena bisa berkenalan dengan Jung umma. Tapi...sepertinya aku sedang tidak beruntung saat ini.
                Sent to: Bomi
                Beruntung?Sepertinya aku sedang sial pagi ini karena satu mobil dengan seorang monster
                Aku tertawa pelan ketika memencet tombol “kirim” untuk pesan tersebut. Monster? Ya...Yoseob memang pantas untuk di sebut sebagai seorang monster atau mungkin vampire?
                “Beruntung?Sepertinya aku sedang sial pagi ini karena satu mobil dengan seorang monster. Siapa yang kau maksud dengan monster?” Yoseob tiba-tiba mengulangi isi pesanku pada Bomi. Ya ampun...sejak kapan dia membaca isi pesanku? Dan sejak kapan mobil ini berhenti?
                “Kau.....benar-benar tidak sopan membaca isi pesan orang!”aku pun refleks memukul kepalanya.
                “Ya! Kenapa kau memukul kepalaku hah?” dia mengusap-usap kepalanya yang sepertinya tidak benar-benar sakit. Mungkin itu hanya aktingnya saja untuk membuatku merasa bersalah.
                “Itu karena kau tidak sopan membaca isi pesanku.” Jawabku pendek.
                “Oh begitu? Walaupun isi pesan itu sedang membicarakan diriku?” dia membalas dengan nada yang jujur...sangat menyebalkan.
                “Sudahlah lupakan. Kau merasa tidak? Kalau tidak, ya sudah.” Kenapa namja ini cerewet sekali?
                “Baiklah. Kalau begitu kau turun dari mobilku sekarang juga. Kita sudah sampai.” Yoseob memandang lurus ke depan. Sepertinya dia tidak begitu mempersoalkan masalah tadi.  Aku langsung melihat ke arah luar melalui jendela mobil. Ternyata sekolahku besar sekali......
                Aku pun turun dari mobil diikuti dengan Yoseob yang kini ada di belakangku. Aku begitu sibuk dengan rasa kagumku terhadap bangunan sekolah baruku yang benar-benar mewah sampai-sampai aku tidak sadar dengan keadaan sekitarku yang mulai berubah.
                “Lihat yeoja itu. Siapa dia? Beraninya dia berjalan di depan Yoseob oppa dengan wajah kampungannya itu.” Aku mendengar seorang yeoja berkata seperti itu kepada teman-temannya. Yeoja? Yoseob? Aku menoleh ke arah belakang. Di belakangku memang ada Yoseob....dan di depan Yoseob cuman ada aku seorang.
                “Siapa sih dia?pssts...ssspsst.” sepertinya semua orang mulai membicaraanku. Ada apa ini? Siapa sebenarnya Yoseob?Aku sibuk dengan pikiranku sendiri

-00-

                “Hey apakah kau sudah melihatnya?”Yeoja itu meremas ujung bajunya sendiri ketika mendengar pertanyaan itu.
                “Kau...tutup mulutmu! Aku sudah melihatnya. Tanpa kau beri tau juga aku sudah melihatnya.” Yeoja itu sepertinya sedang marah. Atau lebih tepatnya sangat marah.
                “Baiklah...maaf. Jangan marah padaku---“ Tuuut.......sambungan telepon itu pun terputus secara tiba-tiba.
                “Lihat saja nanti...” yeoja itu pun berbicara dengan dirinya sendiri sambil menyunggingkan sebelah bibirnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

-00-
               
Hayooo...seperti biasa author hanya mengingatkan "jangan lupa kritik dan saran untuk author ya" karena sesungguhnya kritik dan saran kalian sangat bermanfaat buat author. Terimakasih:)
                

Monday, February 18, 2013

[FF Drabble] Promise You

Diposkan oleh Annisa Mandasari di 10:06 PM 0 komentar


Author : @nisamanda

Genre : Romance

Cast :

Son Naeun

Oh Sehun

A Pink members

Length : Drabble

Rate : PG 13

Hai...author balik lagi dengan FF Drabble pertama author yang emang bener-bener singkat(?) hahaha jangan ada yang protes ya...ini emang FF Drabble dan bukan ONE SHOOT. Makanya pendek banget juga-_-)/ FF ini author tulis dalam waktu 2 jam. Sumber inspirasinya dari Huneun couple temen author di RP BAHAHAHA-_- nggg enjoy it:)

-00-

                Cuaca Kota Seoul saat ini sangat tidak menentu. Kadang dingin, kadang cerah, atau juga mendung seperti yang terjadi sekarang ini. Mungkin mereka ikut bersedih melihat keadaanku sekarang yang memang boleh dibilang sangat menyedihkan.
                Detik ini, aku masih terdiam. Duduk sendirian di sebuah taman. Taman yang memberikanku banyak kenangan. Kenangan yang bagiku sangat lucu, lucu bila aku mengingatnya di saat-saat seperti ini. Satu tahun yang lalu...hari di mana aku merasa menjadi yeoja paling beruntung di dunia ini. Ya itu semua karena Oh Sehun. Seorang namja yang sudah satu tahun ini menemani hari-hariku, melukiskan senyum di wajahku, bahkan kadang juga bisa membuatku menangis. Menangis karena ulahnya yang kadang terlalu kekanakan. Menangis karena ketidakpeduliannya jika dia sibuk dengan dunianya sendiri. Dunia gamers.
                Oh iya! Perkenalkan...namaku Son Naeun. Kini, aku duduk di tingkat akhir sebuah Sekolah Menengah Atas  di Seoul. Kau pasti bertanya kenapa aku sekarang duduk sendirian di sini seperti orang bodoh? Ya aku disini karena seseorang. Lebih tepatnya karena kenangan yang diberikan orang itu terhadapku.
                Hari ini adalah tepat satu tahun di mana seorang namja yang bernama Oh Sehun menyatakan cintanya padaku. Di taman ini...dengan tampang polos dan pemalunya, dia memberikanku setangkai mawar putih dan sebuah boneka berbentuk sapi berpita merah muda, yang ku beri nama “MooHun”.

                #FLASHBACK

                “YA! EON......APAKAH KAU MELIHAT TAS BELANJAANKU YANG BERWARNA MERAH MUDA TADI?” tanyaku sambil setengah berteriak kepada Eunji eonnie. Aku ingat...terakhir kali sebelum aku masuk ke WC di pusat perbelanjaan tadi aku menitipkannya pada Eunji yang menungguku di luar.
                “Hah? Bukannya semua belanjaanmu sudah lengkap? Coba ingat-ingat lagi...tadi kau membawa berapa?” Eunji mencoba untuk menenangkanku. Aku pun berusaha untuk mengingatnya. Aku ingat saat di mall tadi aku membeli sebuah gaun, dua pasang sepatu, dua buah boneka, dan....
                “Eon...seingatku tadi aku membawa empat tas belanjaan. Yang dua berwarna putih, satu lagi berwarna merah, dan...ini punya siapa? Aku tidak pernah membawa kantong belanjaan berwarna hitam seperti ini.” aku mengangkat tas belanjaan berwarna hitam yang saat ini ada di hadapanku. Aku ingat sekali dan mana mungkin aku lupa. Aku tidak pernah membawanya, aku yakin.
                “Bukan, itu bukan milikku. Coba kau buka isinya mungkin saja itu memang milikmu naeun-ah.” Pikiranku semakin kacau. Aku mencoba untuk merogoh isi tas belanjaan itu dengan perasaan yang sangat was-was. Aku takut...kalau ternyata tas belanjaan itu bukan milikku. Perlahan aku mulai merasakan benda apa yang ada di dalamnya, dan ternyata....
                “EONNIE....SEJAK KAPAN AKU MEMBELI BARANG SEPERTI INI.” aku berteriak frustasi setelah melihat benda apa yang ada di dalamnya. Satu tumpukan penuh video game. Sudah pasti ini semua bukan milikku, aku tidak pernah menyukai hal-hal seperti ini. Bagiku ini semua hanya membuang waktu dan membuang tenaga saja tentunya.
                “Sudah...tenangkan dirimu dulu. Memangnya isi dari tas belanjaanmu itu apa?” Eunji eonnie bertanya dengan hati-hati padaku.
                “Isinya...adalah belanjaanku di toko pakain dalam tadi dan sepertinya dompetku ada di sana juga hueeeeeee eonnie bagaimana ini?” aku mulai menangis. Kalau hanya pakaian dalam saja mungkin aku tidak akan segila ini. Dompet itu adalah hal terpenting bagiku saat ini sesudah aku debut bersama A Pink seperti saat ini. Ya...karena banyak terdapat kartu-kartu penting dan surat-surat penting yang ada di dalamnya. Aku terduduk lemas ketika membayangkan jika ada orang jahat yang menemukannya, lalu memanfaatkannya untuk kepentingan dirinya sendiri.
                Aku terduduk lemas sambil meratapi nasibku yang sungguh malang ini. Aku mengutuk kebodohanku sendiri yang begitu ceroboh meletakkan dompet di tas belanjaan. Aku menyesal kenapa tadi tidak membawa tas saja dari rumah. Ternyata kemalasanku hari ini membuatku sangat tersiksa.
                “Maafkan aku naeun-ah....aku tidak bisa menjaga tasmu dengan baik. Tadi memang aku meletakkannya begitu saja di bawah saat menunggumu keluar dari kamar kecil. Maafkan kecerobohanku.” Eunji tertunduk saat mengatakannya. Aku ingin menyalahkannya...tapi aku tidak tega. Bagaimanapun dia eonnieku juga dan sebenarnya ini semua bukan murni kesalahannya.
                “Tidak apa-apa eonnie. Aku mengerti mungkin kau tadi cukup kelelahan karena seharian jalan-jalan denganku. Maafkan aku jangan menyalahkan dirimu seperti itu eonnie.” Aku mengelus punggung Eunji. Aku tidak mau dia terus merasa bersalah karena semua peristiwa ini.
                “Tapi ini semua me---“
                Ting...tong...ting....tong....
                Tiba-tiba suara bel dorm kami berbunyi. Aku dan eunji eonnie pun saling berpandangan. Siapa yang datang malam-malam seperti ini? Apakah Chorong eon dan lainnya hari ini berencana untuk pulang cepat? Semua member A Pink kecuali Eunji eon dan aku, memang sedang pulang ke rumah mereka masing-masing untuk menghabiskan liburan tahun baru kami yang singkat ini. Dan rencananya mereka akan pulang lusa nanti.
                “Sebentar, aku akan membuka pintunya dulu eon.” Aku pun beranjak untuk membuka pintu dan melihat siapa yang datang malam-malam seperti ini. Suara bel dari tadi tidak berhenti berbunyi. Tidak sabaran sekali sih orang ini, keluhku dalam hati.
                “Seben...tar.” aku terpaku ketika melihat siapa yang ada di hadapanku saat ini. Aku sangat mengenalnya. Ya dia memang sekarang sudah menjadi salah satu orang terkenal di Korea Selatan, bahkan dunia.
                “Annyeong naeun-ssi.” sapa orang itu sambil membungkuk sedikit padaku. Aku masih tidak percaya dan terus saja sibuk dengan lamunanku sendiri.
                “Hai....halo....apakah ada yang salah?” namja itu berusaha untuk menyadarkanku dengan melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku yang dari tadi masih tetap diam sambil memandanginya.  Aku pun tersadar lalu tersenyum garing sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal saat menyadari semua kebodohanku.
                “A...annyeong sehun oppa. Maafkan aku. Aku terlalu kaget karena kedatanganmu yang tiba-tiba ke dorm A Pink.” Aku balas membungkuk sambil tersenyum berkali-kali padanya. Bukan senyum genit tentunya. Namja yang ternyata adalah Sehun oppa itu adalah salah satu namja yang sekarang sedang banyak dipuja oleh para yeoja seumuranku (bahkan lebih hehe). Sebagai member sebuah boyband rookie yang multitalenta, menurutku dia memang sangat pantas untuk memiliki banyak penggemar.
                “Hahaha gwaenchana naeun-ssi. Sebenarnya aku datang ke sini karena se---“ belum selesai Sehun menjawab, ternyata Eunji eonnie berteriak dari dalam dorm sambil berjalan menuju ke arah pintu depan.
                “NAEUN-AH...SIAPA YANG DATANG MALAM-MALAM SEPERTI I---“ Eunji eonnie sepertinya juga kaget saat melihat siapa orang yang datang ke dorm kami malam ini.
                “Annyeong noona.” Sehun menyapa Eunji sambil tersenyum dan membungkuk.
                “Annyeong sehun-ah. Kenapa kau bisa tiba-tiba datang ke sini?” Eunji membalas salam dari Sehun sambil bertanya kepadanya. 
                “Sebenarnya aku datang ke sini, karena ini...” Sehun menunjukkan sebuah tas belanjaan berwarna merah muda yang sangat aku kenal. Ya itu memang punyaku!
                “OPPA....TAS ITU MILIKKU AAAAAAA” aku tidak sadar dan langsung berteriak kegirangan saat melihat tas belanjaan itu. Aku bahagia karena ternyata tas belanjaan milikku itu ditemukan oleh orang yang tepat.
                “Iya aku tau naeun-ssi...makanya aku mengembalikannya padamu. Aku menemukan ada dompet di dalam tas belanjaan yang ternyata bukan milikku. Maaf tadi aku membukanya, aku ingin melihat identitas pemiliknya lalu mengembalikannya. Seperti tas belanjaan kita tertukar.” Jawab Sehun dengan tenang dan sambil tersenyum tentunya.
                “TERIMAKASIH BANYAK OPPA!!!” aku pun langsung memeluk Sehun oppa karena saking bahagianya. Aku sangat senang aaaaaaa terimakasih kau memang dewa penyelamatku oppa!
                “Ehem...” suara Eunji eon menyadarkanku. Aku pun langsung terdiam ketika sadar bahwa saat ini aku sedang memeluk Sehun oppa. Aku langsung melepaskan pelukanku itu sambil berkali-kali meminta maaf kepadanya. Ku lihat wajah Sehun oppa berubah menjadi agak salah tingkah.
                “Ma...maafkan aku oppa. Aku terlalu bersemangat hehehe.” Aku benar-benar bodoh saat ini. Aku memukul kepalaku pelan. Kau bodoh Son Naeun...bodoh sekali, jeritku dalam hati.
                “Hahaha santai saja Naeun-ssi. Aku tau kau selalu bersemangat.” Sehun oppa tertawa melihat tingkahku. Ku lihat Eunji juga tertawa puas saat melihat semua tingkah bodohku. Sial.
                “Oh iya, apakah kau ingin masuk dulu Sehun-ah?” Eunji memberikan tawaran pada Sehun. Benar juga...dari tadi kami belum mengajaknya masuk. Bodoh sekali aku hari ini.
                “Tidak usah repot-repot noona. Aku harus cepat-cepat pulang ke dorm. Aku takut nanti Suho hyung marah padaku. Mungkin lain kali aku akan mampir.” tolak Sehun secara halus.
                “Oh baiklah...kapan saja kau akan mampir ke sini, kami akan dengan senang hati menerimamu.” Jawab Eunji sambil mengacungkan satu jempolnya. Aku hanya ikut mengangguk dan tidak berani untuk berkomentar. Aku takut kebodohanku hari ini akan kumat lagi.
                “Hmm...kalau begitu aku pamit dulu ya noona dan naeun-ssi.”
                “Iya oppa hati-hati di jalan dan...oh iya panggil saja aku naeun, aku seumuran denganmu kok.” Jawabku sambil terkekeh.
                “Baiklah naeun-ah. Tunggu aku melupakan sesuatu!” sesuatu? Aku menatapnya dengan wajah bingung.
                “Oh mungkin ini yang kau maksud bukan?” Eunji eon menunjukkan tas belanjaan berwarna hitam yang tadi sempat membuatku frustasi.
                “Ya benar sekali noona! Ini tas belanjaanku. Terimakasih.” Sehun mengambil tas belanjaan itu dari tangan Eunji. Kalau dia tadi melihat isi dompetku, berarti tadi dia juga melihat....
                “Hmm...satu lagi naeun-ah kalau kau berbelanja barang-barang seperti itu, sebaiknya kau menyimpannya di dalam tas. Jangan sampai nanti tertukar dengan milik orang lagi.” Tuh kan....aaaaa kesialanku belum berakhir. Belanjaanku....semua pakaian dalam baruku.....wajahku langsung memerah ketika mendengar ucapan Sehun oppa. Eunji eon langsung tertawa keras saat mendengar hal itu.
                “I...iya oppa. Sekali lagi aku minta maaf.” Aku membungkukan badanku berkali-kali padanya. Aku sangat malu rasanya aku ingin ditelan bumi saat ini juga.
                “Ne...tidak apa-apa hahaha kalau begitu aku pulang dulu ya.” Sehun pamit lalu kemudian berlari kecil menuju mobil yang dari tadi menunggunya. Aku dan Eunji eonnie mengantarnya sampai pintu keluar. Sebelum pergi, dia sempat membuka kaca lalu melambaikan tangannya padaku dan Eunji eonnie. Semoga dia cepat melupakan semua kebodohanku hari ini.

-00-

                Semenjak kejadian itu, aku dan Sehun oppa semakin lebih dekat. Dulu, kami hanya sebatas kenal karena dia dan aku sama-sama member dari BB dan GB Korea baru. Tapi setelah kejadian waktu itu, aku dan dia sudah seperti sahabat. Aku suka sekali bercanda dengannya saat menunggu giliran kami tampil di backstage.
                Banyak gosip yang bermunculan karena kedekatan kami. Bukan hanya gosip dari luar, tapi teman-temanku di A Pink juga sangat suka mengejekku saat aku ketahuan sedang senyum-senyum sendiri ketika membaca pesan dari Sehun oppa. Aku hanya bisa berkata “Eonnie...hentikan. Aku dan Sehun oppa hanya teman saja.” Tapi seperti biasa juga, sanggahanku selalu tidak berhasil untuk sekedar membuat mereka diam dan berhenti mengejekku.
                From: Sehun Oppa ^^
                Naeun-ah...apakah kau sibuk hari ini? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke taman. Aku sangat bosan sekali hari ini, aku ingin melihat muka anehmu itu hahaha.”
                Ya! Apakah wajahku benar-benar aneh? Aku cemberut sambil mengomel pada isi pesan ini. Namun, sedetik kemudian aku kembali tersenyum.
                Send to : Sehun Oppa^^
                Oppa kau sangat menyebalkan! Aku tidak sibuk hehe baiklah. Tapi sebagai gantinya kau harus membelikan aku es krim ya?
                Aku tidak sabar menunggu balasan darinya. Sudah sekitar satu bulan ini...aku selalu berhubungan dengannya. Jika satu hari saja aku tak mendapat pesan darinya, aku pasti akan terlihat seperti orang linglung.
                From: Sehun Oppa^^
                Baiklah nona aku akan menuruti semua keinginanmu. Dasar yeoja rakus!

-00-

                Aku berkali-kali merapatkan jaket tebalku sambil sesekali melihat jam yang terpasang di tanganku. Aku tak menyangka kalau udara sore ini begitu dingin. Untung aku memakai jaket. Kalau tidak mungkin sejak tadi aku sudah mati kedinginan.
                “Masih tetap ingin makan es krim nona?” tiba-tiba seseorang mengagetkanku dari belakang. Dia tersenyum jahil padaku.
                “Bagaimana yah oppa? Aku bingung. Kalau aku makan  es krim sekarang mungkin aku akan sakit. Udaranya sangat dingin.” Jawabku sambil menunjukan wajah cemberutku
                “Benar juga gadis pintar!” Sehun oppa mengacak rambutku pelan.
                “Ya oppa! Jangan begitu nanti rambutku berantakan.” Aku merapihkan rambutku sambil mengembungkan kedua pipiku.
                “Hahaha maafkan aku. Oh iya sebagai ganti es krim, aku ingin memberikanmu ini.” Sehun menunjukkan sebuah kotak besar dengan hiasan pita di atasnya. Aku bingung ketika dia menyuruhku untuk menerimanya.
                “Apa ini oppa?” tanpa menunggu jawabannya aku pun membuka kotak tersebut. Ternyata...isinya adalah sebuah boneka berbentuk sapi. Aigoooo~ kyeopta!
                “Itu aku belikan untukmu. Aku pikir pipinya dan pipimu hampir mirip.” Sehun tertawa saat melihat ekspresiku yang berubah. Sial kenapa sehun sangat menyebalkan sekali.
                “Oppa kau menyebalkan sekali. Tapi terimakasih hehe aku akan memberi nama untuknya.” Aku tersenyum kepadanya.
                “Benarkah? Siapa namanya?”
                “Bagaimana dengan....MooHun?Hahahaha” aku tertawa ketika menemukan nama itu. Nama yang menurutku sangat pantas untuk boneka baruku ini supaya aku akan selalu ingat siapa yang memberikannya padaku.
                “Aneh sekali namanya. Tapi terserahmu saja naeun-ah.” dia ikut tertawa denganku.
                “Hahaha baiklah oppa aku akan menjaganya dengan baik. Oh iya, ngomong-ngomong kenapa kau tiba-tiba mengajakku ke sini?” aku bertanya dengannya.
                “Hmm...sebenarnya....aku mengajakmu ke sini karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu.” Sehun terlihat bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya. Aku semakin bingung. Sesuatu? Apa itu?
                “kau ingin bicara apa oppa?”tanyaku semakin penasaran.
                “Aku...aku...mencintai....mu naeun-ah.” Jawabnya pelan bahkan hampir tidak terdengar. Aku semakin penasaran. Dia mencintai....siapa?
                “Oppa...keraskan suaramu, aku tidak mendengarnya. Kau mencintai siapa?” Sehun sejak tadi terus menunduk. Aku jadi semakin bingung. Tiba-tiba tangan Sehun menggenggam kedua tanganku dengan kuat.
                “SON NAEUN....AKU MENCINTAIMU. I LOVE YOU, WOULD YOU BE MINE?” teriakan Sehun berhasil membuatku membeku. Aku seperti bermimpi. Seorang Oh Sehun menyatakan cintanya padaku?
                “Oppa...apakah kau bercanda?” tanyaku pelan sambil menunggu jawabannya. Aku tau Sehun oppa itu orangnya sangat jahil, aku curiga dia hanya menjahiliku saja.
                “Apakah wajahku terlihat seperti orang becanda?” Sehun mendekatkan wajahnya dengan wajahku. Aku bisa melihat ada kesungguhan di matanya.
                “Ti...tidak...”jawabku pelan sambil menunduk.
                “Jadi.......bagaimana jawabanmu?” Sehun bertanya padaku dengan sangat pelan. Suasana mendadak menjadi hening. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Sehun oppa......aku memang merasa nyaman dengannya. Dia sudah aku anggap seperti sahabatku sendiri tapi.....
                “Hmm...oppa. Kalau aku juga mencintaimu juga bagaimana?”jawabku sambil terus menunduk karena malu. Pasti wajahku saat ini sangat merah.
                Tidak ada jawaban dari Sehun oppa. Aku merasakan jarinya mengangkat daguku secara perlahan. Aku bisa melihat wajahnya saat ini. Senyumnya...selalu bisa membuatku berdebar. Mataku tertutup saat merasakan deru nafasnya semakin dekat dengan wajahku. Bibirnya menyentuh bibirku dengan lembut. Aku merasakan banyak kupu-kupu yang terbang di dalam tubuhku saat ini.

                #FLASHBACK END

                “Yeobosseyo?” aku menjawab telepon genggamku denga  malas.
                “Naeun-ah...kau ada dimana?” Chorong eonnie bertanya dengan nada khawatir. Tadi aku memang pergi dengan wajah yang lesu. Aku sangat tidak bersemangat hari ini.
                “Aku sedang mengenang sesuatu eon. Aku sedang bermain dengan bayangan seseorang yang satu tahun lalu duduk tepat di sampingku. Aku sedang---“ tiba-tiba tangan seseorang menyentuh lembut pundakku. Aku refleks menoleh dan terdiam ketika tau siapa yang ada di hadapanku sekarang.
                “Kau sedang menungguku yah?” Sehun tersenyum sambil mengusap pelan kepalaku.
                “Enak saja. Aku sedang ingin jalan-jalan saja kok.” Jawabku acuh.
                “Benarkah? Aku tidak percaya. Wajah bodohmu itu tidak akan pernah bisa membohongiku.” Sehun terkekeh pelan. Aissshh~ menyebalkan.
                “Terserahmu oppa. Aku benci padamu.” Air mataku mengalir pelan ketika mengatakan hal itu. Aku merasa, Sehun ku yang sekarang bukanlah Sehun ku yang dulu. Yang dulu selalu ada untukku. Aku pun menutup wajah dengan kedua tanganku.
                Aku tak mendengar sepatah kata pun yang diucapkan olehnya. Aku hanya merasakan kehangatan yang sudah lama aku rindukan, ya Sehun oppa memelukku dengan erat. Aku pun menangis di pelukannya. Aku menangis karena kebodohannya selama ini yang akhir-akhir ini acuh padaku. Apakah dia mulai bosan denganku?
                “Mianhae....mianhae chagiya. Maafkan semua kebodohanku.” Dia memelukku semakin erat. Aku tau ada sebuah ketulusan di balik kata-katanya. Aku tau itu.
                “Oppa....hiks.” aku juga membalas pelukannya makin erat. Aku merindukannya, sangat merindukannya. Tapi dia tak pernah tau itu.
                “Happy Anniversary Son Naeun...”dia berkata lembut padaku. Aku terpaku ketika mendengar kata-katanya. Dia ingat?
                Aku langsung melepaskan pelukannya lalu menatap matanya. Aku tidak percaya kalau ternyata dia ingat dengan hari jadi satu tahun kami. Aku kira dia tidak ingat sama sekali malah tidak peduli.
                “Kau....ingat oppa?” tanyaku sambil menunjukkan ekspresi bingungku padanya.
                “Bodoh! Mana mungkin aku lupa? Kau terlalu berburuk sangka chagi. Maafkan aku, karena akhir-akhir ini aku kurang memperhatikanmu.” Sehun mencium pipiku sekilas lalu memelukku lagi. Aku tersenyum bahagia.
                “Oppa bodoh! Aku kesal padamu. Aku kira kau sudah mulai bosan denganku huuu” Sehun tiba-tiba melepaskan pelukannya padaku.
                “Kata siapa aku bosan padamu?” sehun bertanya denganku dengan wajah cemberutnya.
                “itu menurutku sih.....” aku menggaruk-garuk lagi kepalaku karena salah tingkah. Aku menyesal dengan semua tingkahku ini. Aku seperti anak kecil.
                “Kalau aku tidak akan pernah bosan denganmu bagaimana?” tanyanya sambil menatap mataku. Aku tidak bisa berkata-kata lagi, ini semua terlalu indah bagiku. Aku sangat rindu padanya. Aku rindu pelukannya. Dan...aku rindu bibirnya yang lembut.
                Sehun oppa mulai mendekati wajahnya lagi padaku. Jujur, aku sangat senang saat-saat seperti ini(?) Seperti biasa, aku hanya bisa menutup mata dan menunggu semuanya terjadi. Satu...dua.....
                My My My You’re My....tururut tuturut tururut tuturut
                Langkah Sehun oppa pun tiba-tiba terhenti ketika mendengar nada dering yang ternyata berasal dari telepon genggamku. Setelah melihatnya menyuruhku untuk mengangkat panggilan pengganggu ini, aku pun kemudian mengangkatnya dengan malas.
                “NAEUN CEPAT PULANG ATAU PINTU DORM AKAN AKU KUNCI!” suara melengking Chorong eon tiba-tiba menggema di telingaku. Sehun oppa....aku dalam bahaya aaaaaaaaa

-00-

Duh gimana FF author yang ini? Kecepetan yah? yaiyalah namanya juga drabble-_,- ditunggu kritik dan sarannya itung-itung sambil nunggu Part 3 dari FF Monster. Gomawo:3

               



                

Sunday, February 17, 2013

[PART 2] FF JRONG-MONSTER

Diposkan oleh Annisa Mandasari di 3:07 PM 0 komentar


Author : @nisamanda

Genre : Romance; agak yadong dikit(?)-_-

Cast :

Chorong Park

JR ( Park Jinyoung )

Other cast YANG GA KALAH IMUT

Length : Chaptered/On progress

PG : > 17th-50th._.

Akhirnya...setelah sekian lama(?) dan butuh sedikit perjuangan, part II dari FF gajelas ini akhirnya terbit juga wkwk makasih banyak buat mentemen yang udah ngasih komen buat Part I nya^^ segala masukan dan kritik udah author coba perbaikin dan semoga...part II ini  bisa lebih menghibur dari part sebelumnya. enjoy it:)

-00-
Hai Park ChorongJ
Apa kabar malaikatku?
Aku rindu senyum manismu
Aku rindu suaramu yang kadang lebih terdengar seperti suara anak perempuan berumur 5 tahun
Apakah kau merindukanku juga?
Aku akan datang....
Menjemput malaikatku
-oo-

Chorong POV
“YA OPPA BANGUNLAH!!” aku  berusaha keras untuk membangunkan pria ini sejak pukul 6.00 KST tadi. Tapi sepertinya semua ini tidak ada gunanya. Pria yang umurnya setahun di atasku itu memang terkenal paling susah untuk dibangunkan di bawah pukul 9 pagi. Aku sangat jengkel bila membayangkan tampang berantakannya saat bangun tidur. Dia hampir setiap pagi berkata “Jam berapa ini? Apakah aku terlalu pagi untuk bangun?”

Walaupun dia kadang sangat menyebalkan, aku sangat menyayanginya. Oh iya...aku sepertinya hampir lupa untuk memperkenalkannya. Dia adalah Yoseob oppa. Kau tau? Aku kadang berpikir kami berdua sama sekali tidak mirip. Apalagi hidungku dan hidungnya terlihat sangat berbeda apabila dilihat dari berbagai sisi(?)
Kami berdua tinggal di rumah ini tanpa ditemani kedua orang tua kami. Mereka sedang tinggal di Tokyo sejak 5 tahun yang lalu. Seharusnya aku juga tinggal disana. Namun, karena aku sangat ingin kuliah di Korea akhirnya aku pun menolak ajakan kedua orang tuaku tersebut. Memang sangat menyedihkan. Rasanya sangat berat di awal. Biasanya, suara eomma adalah suara yang paling pertama aku dengar ketika aku baru bangun di pagi hari. Tapi membayangkan suara melengkingnya yang bosan saat membangunkan anak gadisnya ini terkadang membuatku tertawa. Aku juga merindukan appaku. Appa dan aku memang tidak dekat, tapi begitulah...aku juga sangat menyayangi nya seperti aku menyayangi eomma.
“OPPA BANGUUUN!!! Hari ini aku mengajar di jam pertama. Aku tidak mau murid-muridku kecewa karena ternyata gurunya tidak disiplin.” Aku terus merengek sambil menarik-narik baju oppaku yang terlihat masih nyaman dengan posisinya sejak malam tadi. Tidur sambil memeluk guling.
“ng...ini kan masih pagi cho. Kenapa kau terus saja menggangguku hah? Aku lelah sekali kau tau hoam” Yoseob oppa hanya membuka kedua matanya sedikit sambil mengganti posisinya, dengan guling yang sekarang ada di atas telinganya.
“oppa....kau kan memang bertugas untuk mengantarku setiap hari! Apakah kau lupa dengan pesan eomma? Dia akan murka kalau tau anak gadisnya ini berangkat ke tempat kerjanya sendirian.”
Ketika mendengar kata “eomma”, Yoseob oppa langsung membuka kedua matanya secara tiba-tiba “APAH? TIDAK....KAU TIDAK BOLEH BERANGKAT SENDIRIAN. Tunggu sebentar, oppa akan cuci muka dulu.” aku tersenyum evil ketika melihat oppaku itu kini sedang sibuk merapikan dirinya di kamar mandi. Dia memang paling takut dengan eommaku. Eommaku memang sangat tegas dengan oppaku yang satu itu apalagi soal menjaga aku. Bukan karena dia pilih kasih, dia hanya menginginkan kedua anaknya itu akan saling menjaga satu sama lain walaupun dia tidak bisa berada di samping mereka. Aku jadi merindukan eomma.......
Tak lama kemudian, Yoseob oppa keluar dari kamar mandi. Aku melihat wajahnya yang sangat lucu. Dia mungkin masih tidak terima karena aku mengganggu acara “tidur paginya” tadi. Aku ingin tertawa melihatnya.
“Oppa...kenapa dengan wajahmu? Apakah kau merasa terpaksa untuk melakukan tugasmu ini?” aku iseng bertanya kepadanya dengan mimik muka polos.
“Tidak cho.” Jawabnya singkat. Aissh~
“Oppa......” aku menyenggolnya sambil menunjukkan aegyoku kepadanya. Aku tidak mau Yoseob oppa marah kepadaku. Menyedihkan....
Ku lihat Yoseob oppa memandangiku. Apakah dia benar-benar marah?entahlah aku sangat bingung dengan sikapnya pagi ini. Tapi...
“TETOT.....KAU TERTIPU!!! HAHAHAHA Cho...kau ini jadi yeoja bodoh sekali sih. Aku tidak mungkin marah dengan adik perempuanku yang satu ini. Tidak...aku hanya merasa ngantuk pagi ini. Aku baru tidur selama 3 jam.” Yoseob oppa mengacak rambutku sambil tersenyum. Ya ampun sampai kapan oppa bodohku ini memperlakukanku seperti anak kecil?
“YA!!! YOSEOB KAU INI MENYEBALKAN” ups aku kelepasan hahahaha
“Hei kau ini sangat tidak sopan. Panggil aku oppa!” wajah Yoseob oppa terlihat cemberut setelah aku memanggilnya seperti itu. Aku sangat senang untuk menjahilinya.
“Tidak mau.” Jawabku singkat
“Chorong-ah.....baiklah terserahmu saja. Aku tidak memaksa kok. Jangan ngambek seperti itu” Yoseob oppa memandangku dengan takut-takut. Kena kau oppa!
“TETOT!!! OPPA KAU BODOH SEKALI HAHAHAHA” aku membalasnya dengan puas. Sepertinya dia gemas dengan kelakuanku.
“ah terserah kau saja. Kajja kita berangkat!” dia lalu menyerahkan helm kepadaku. Dia mengacak rambutku sekali lagi sambil tersenyum. Ah oppa.....kau ini hahaha

-00-

JR POV
                “Kenapa kau kelihatan diam sekali sejak kemarin? Tidak biasanya kau seperti ini.” Seseorang yang baru datang menyadarkanku. Oh ternyata dia.
                “Ah sudahlah kau ini. Kau banyak komentar sekali. Aku sedang ingin diam saja di posisi ini. Jarang-jarang aku bisa datang sepagi ini dan duduk di dekat jendela. Rasanya sudah lama sekali aku tak pernah memandang keluar jendela.” Aku memang sejak tadi sedang asyik memandang keluar jendela. Entah, apa yang sedang aku pikirkan sejak tadi.
                “Bagaimana dengan Hyeri? Apakah kau masih betah dengannya?” tanya Jaebum sambil meninju pundakku. Jaebum atau yang biasanya dipanggil JB, adalah teman dekatku sejak SMP. Kalau bisa dibilang kami berdua sudah seperti saudara, bahkan saudara kembar. Hanya dia satu-satunya makhluk di sekolah ini yang berani untuk berlaku tidak sopan seperti memukul kepalaku dan berbicara keras kepadaku. Aku berani jamin selain dia, tak ada satupun orang disini yang berani padaku. Ah aku lupa....guru baru itu! Sial nenek sihir itu tiba-tiba muncul dipikiranku.
                “Hyeri? Aku sudah putus dengannya kemarin. Lebih tepatnya aku yang memutuskannya. Aku bosan dengannya” jawabku enteng
                “Apa kau sudah gila? Hyeri...yeoja paling cantik di sekolah ini kau campakan begitu saja?” Cantik? Tapi sifatnya sangat menjijikan.
                “Ya dia memang cantik tapi aku bosan dengannya. Menurutku, di dunia ini tak ada satupun wanita yang sempurna seperti eommaku. Oh ya...kalau kau mau ambil saja Hyeri, aku tidak apa-apa kok.” Aku kini sibuk dengan gadgetku yang berlogo buah apel.
                “YA JIN YOUNG-AH!! Kau ini bodoh atau apa? Mana mungkin aku berkencan dengan mantan yeojachingu sahabatku sendiri. Apakah kau sudah gila?” Jaebum memukul kepalaku.
                “Aw...kau berani denganku hah?” tanyaku sambil mengusap kepalaku yang benar-benar sakit. Sungguh, kenapa aku bisa tahan bersahabat dengan orang setega dia......
                “Hahaha maafkan aku. Oh ya bagaimana dengan guru baru itu? Apakah tipemu sudah berganti menjadi penyuka tipe-tipe wanita yang umurnya lebih tua daripadamu?” Sial...kenapa JB harus menyebut nenek sihir itu lagi di hadapanku? Jujur aku masih sangat kesal dengan kejadian sehari yang lalu. Apa yeoja sialan itu tak tau siapa aku?
                “Apa? Nenek sihir itu? Kau mabuk? Aku tak mungkin menyukai yeoja seperti itu. Yang seperti Hyeri saja sudah membosankan, apalagi dia?Mungkin aku hanya perlu waktu sehari untuk mencampakannya.” Ku lihat raut wajah JB berubah. Seperti.......
                “Baiklah, kalau kau memang lihai dalam hal itu aku akan memberikanmu sebuah tantangan.” JB menyunggingkan senyumnya, yang layak disebut “senyum setan” kepadaku. Tantangan?
                “Apa itu?”
                “Kau harus berhasil untuk mengajaknya berkencan dalam waktu 2 minggu.” Tantang JB kepadaku.
                “Dia? Dia siapa?” Tanyaku penasaran.
                “Dia.....” jawabnya sambil menunjuk ke arah luar jendela. Tampak seorang yeoja baru turun dari sebuah motor sport berwarna merah, yang dikendarai oleh seorang namja. Tak lama kemudian dia pun membuka penutup kepalanya tersebut lalu memberikannya kepada namja itu. Dia?
                “Tidak.” Tolakku singkat. Bukannya tak berani dengan tantangan itu. Tapi aku merasa terhina jika harus mengajak wanita yang umurnya lebih tua daripadaku untuk berkencan. Apakah tidak ada wanita lain? Ini sangat menjengkelkan.
                “Kau takut , tuan Park?” kalimat ini.....aku benci kalimat ini.
                “Tidak , aku tidak takut. Beri aku waktu satu minggu untuk melakukan tantangan ini dan jangan panggil aku JR, kalau aku tidak bisa membuat wanita itu tergila-gila kepadaku.” Jawabku mantap. Dua minggu? Kurang dari itu pun aku yakin bisa menaklukannya.
                “Satu minggu? Baiklah kalau itu maumu. Ku harap kau berhasil.” Jaebum pun menyodorkan tangannya untuk mengajakku bersalaman.  Aku pun menyambutnya dengan malas.

-00-

            “Bagaimana kabarnya? Apakah dia masih terlihat seperti dulu?
           “Ya tuan. Bahkan dia terlihat lebih cantik dan dewasa.”
           "Benarkah? Walaupun dia terlihat dewasa, aku yakin suaranya tidak akan pernah berubah.”
           “Saya rasa juga begitu Tuan.”
           “Baiklah, kau ingat kan tugasmu? Aku harap kau dapat menyelesaikannya secepat mungkin.”
                “Baik Tuan.”
                Pria itu pun kemudian menutup sambungan telepon itu. Sambil memandangi salju yang ada di luar ruangannya dari balik jendela, segaris senyum hangat terlukis di wajahnya. Setelah puas memandang salju-salju tersebut, tangannya pun menarik gagang dari sebuah laci meja kayu yang terletak di dekatnya. Tampak sebuah foto gadis perempuan yang kira-kira berumur 10 tahun sedang tersenyum, yang lebih tampak seperti senyum terpaksan memakai seragam biru dengan rambut yang tidak karuan. Seperti orang frustasi.
                “Ya Park Chorong!! Lihatlah fotomu. Sangat berantakan dan jelek. HAHAHA”
               “Ah diam kau cerewet! Aku yakin ini adalah foto berantakanku yang terakhir untuk seumur hidupku.” Jawabnya yakin sambil mengepalkan satu tangannya ke atas.
              “Kau yakin? Aku malah berpikir kau akan tampak seperti nenek sihir yang mempunyai suara seperti anak bayi. Hiiii~”
                “Jangan bicarakan soal suaraku. Kau ini!” sambil memukul kepalanya.
                “Aw...sakit tau! Yasudah aku tidak akan membahas suaramu lagi. Kajja kita pulang bersama!” kedua anak itu pun akhirnya melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah masing-masing, dengan masih diselingi tawa dan canda yang sepertinya tidak akan ada habisnya. Mereka sangat terlihat bahagia saat itu.
                Pria itu tersenyum lagi ketika sadar dari lamunannya. Dia sangat yakin, pasti suatu saat nanti kenangan itu akan terulang kembali. Tidak tau kapan, yang pasti semua itu akan terjadi.

-00-

Chorong POV
                Hoam....akhirnya selesai juga hari ini. Aku sangat lelah. Aku ingin secepatnya sampai di kamarku dan tidur dengan bantal Rilakkuma ku tersayang. Ini sudah pukul 5 KST, tapi Yoseob oppa kemana? Jangan-jangan dia belum bangun semenjak pulang dari mengantarku ke sekolah tadi.
                “Good afternoon Miss Cho.” suara seseorang tiba-tiba mengagetkanku yang sedang berdiri di depan gerbang sekolahan yang sekarang mulai terlihat sepi. Aku pun refleks menoleh dan ternyata.....
                “Sore. Sekarang sudah sore, kenapa kau masih mengatakan selamat siang?”tanyaku sambil acuh tak acuh. Aku masih ingat perbuatannya  tempo hari. Tertawa padaku karena aku adalah seorang guru? Sungguh menyebalkan.
                “Oh maafkan aku, aku memang kurang pintar dalam urusan bahasa inggris.” Jawabnya sambil tersenyum. Hah? Apakah aku tidak salah liat? Dia tersenyum padaku? Aku kira dia ingin mengajakku berperang lagi.
                “Oh begitu...aku sarankan kau harus banyak belajar. Ingat ini tahun terakhirmu di SMA.”
                “Ya terimakasih songsaenim. Hmm...apakah kau tidak pulang? Kalau begitu pulang saja bersama denganku, bagaimana?” Hah? Aku menoleh ke arah wajahnya. Aku lihat dia tersenyum, ya....sepertinya senyum tulus. Ah tidak, ingat Park Chorong sekarang kau adalah seorang guru. Mana mungkin kau pulang dengan muridmu sendiri? Racauku dalam hati.
                “Eh...tidak terimakasih. Sebentar lagi ada yang menjemputku kok. Nah...itu dia sudah datang jemputannya.” Yoseob oppa benar-benar dewa penyelamatku! Aku pun langsung menghampiri Yoseob oppa yang berhenti tidak jauh dariku, lalu menerima helm darinya. Sebelum aku memakainya, aku sempat melihat ke arah JR dan tersenyum kecil. Anggap saja itu sebagai ucapan “selamat tinggal”.

-00-

JR POV
“Oh begitu...aku sarankan kau harus banyak belajar. Ingat ini tahun terakhirmu di SMA.”
                “Ya terimakasih songsaenim. Hmm...apakah kau tidak pulang? Kalau begitu pulang saja bersama denganku, bagaimana?” aku begitu berat saat mengucapkan kata-kata ini. Ini pertama kalinya aku menawarkan pulang bersama pada seorang yeoja.  Biasanya mereka lah yang mengajakku duluan.
                “Eh...tidak terimakasih. Sebentar lagi ada yang menjemputku kok. Nah...itu dia sudah datang jemputannya.” Sial...aku ditolak untuk pertama kalinya! Perempuan ini benar-benar sangat menyebalkan. Tanpa mengucapkan selamat tinggal, dia kemudian berlari ke arah seorang namja yang sedang menunggunya di atas sebuah motor sport. Sama seperti yang mengantarnya tadi pagi.
                Miss Cho sekilas tersenyum kecil ke arahku sebelum pergi dengan namja tersebut. Aku sangat jengkel karenanya. Aku merasa harga diriku saat ini sepertinya hampir terinjak. Kalau bukan karena tantangan itu, aku tidak mungkin akan mengejar-ngejar yeoja aneh seperti dia.
                Oh ya...namja itu siapa? Apakah dia namjachingu dari Miss Cho? Rasanya tidak mungkin. Mana ada lelaki yang berminat pada yeoja mengerikan seperti dia? Kalaupun iya, ini juga salah satu tantangan beratku. Mengajak pacar orang untuk berkencan? Rasanya sangat menarik.
                “Oppa!!” panggil seseorang dari arah belakangku. Sepertinya aku tau pemilik suara itu.
                Aku pun menoleh sedikit ke belakang untuk sekedar melihatnya, lalu kembali melanjutkan perjalananku ke daerah tempat parkir mobil tanpa menghiraukan panggilan tersebut. Mau apalagi sih dia? Aku sudah sangat muak dengannya.
                Tiba-tiba, seperti ada sesuatu yang mengenai tubuhku. Aku melihat sepasang tangan sedang melingkar di antara pinggangku. Sepertinya aku tau siapa pemilik tangan ini.
                “Apa yang kau lakukan hah?” tanyaku dengan nada yang agak membentak kepada yeoja yang ternyata adalah Hyeri itu. Aku pun segera melepaskan paksa tangannya kemudian berbalik untuk melihat wajahnya.
                “Aniyo oppa...aku hanya merindukanmu. Aku harap kita dapat kembali lagi seperti dulu.” Hyeri menatapku dengan pandangan menyedihkan. Persis seperti pengemis yang sedang meminta uang di jalanan. Bedanya, dia sekarang sedang mengemis cintaku.
                “Tidak. Aku bilang aku sudah bosan denganmu.” Jawabku singkat. Ku lihat raut wajahnya mulai berubah...matanya kini mulai berair.
                “Oppa....apakah kau sungguh-sungguh berkata seperti itu?”
                “Ya. Sudah jangan ganggu hidupku lagi.” Aku pun kemudian pergi begitu saja dari hadapannya. Aku tak peduli walaupun nanti dia ingin bunuh diri sekalipun karena cintanya ditolak olehku. Aku tidak peduli sama sekali.

-00-

                “Oppa...lihat saja nanti.  Kalau aku tidak bisa memilikimu, jangan harap yeoja lain juga bisa memilikimu.” ucapnya sambil mengepalkan kedua tangannya.

-00-

                Chorong POV
                Tak terasa sudah hampir satu minggu aku menjadi guru disini. Jujur, begitu banyak pengalaman menarik yang aku rasakan selama ini. Dimulai dari murid-muridku yang terkadang sangat menyebalkan, dan....terkadang aku pun sangat bingung untuk menceritakan semua ini.
                Aku pun memasuki ruang guru yang terlihat masih sangat sepi pagi ini. Hanya terlihat beberapa guru yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Karena masih terhitung baru, aku masih belum berani untuk menyapa mereka. Yasudahlah...
                Ketika sampai di mejaku, aku melihat sesuatu yang asing. Ada sebuah benda berwarna merah muda dan setangkai bunga mawar putih tergeletak disana. Aku pun mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Siapa tau orang itu salah meletakkan hadiah yang ternyata malah tersesat di mejaku.

                Untuk : Miss Cho,
            Selamat pagi ibu guruku yang manisJ Bagaimana pagimu? Aku harap kau suka dengan hadiahku hari ini.
                Dari: Pengagum Suaramu

                Aku membaca secarik kertas yang terletak di bawah hadiah tersebut dengan bingung. Aku pun membuka bagian atas kotak itu. Ternyata isinya adalah sebatang cokelat.  Pengagum suaraku? Siapa dia?
-00-

                Seseorang tersenyum tipis tak jauh dari sana. Senyumnya sangat sulit untuk diartikan. Entah itu senyum kebahagiaan, atau sebuah senyum kemenangan.
To Be Continued...
-00-

Gimana? Part 2 nya belom terlalu keliatan konfliknya yah? Author emang sengaja bikin konfliknya rada lama munculnya gara-gara....ada sesuatu aja pokoknya-_-v Maaf kalo kesannya FF ini terlalu banyak konflik yang ga penting wkwk maklum author pengen bikin FF ini greget gitu._. Tapi gatau deh kalo gagal T^T Gimana komen kalian? Ditunggu yahJ
 

Why So Serious? Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review